KNews.id – Jakarta – Salah satu amalan istimewa di bulan Dzulhijjah ialah puasa sunnah pada tanggal 9. Puasa pada 9 Dzulhijjah dikenal dengan istilah puasa Arafah. Disebut puasa Arafah karena pelaksanaannya bertepatan hari Arafah.
Puasa Arafah dianjurkan kepada umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji. Adapun yang menunaikan ibadah haji mereka pada hari yang sama sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Salah satu keutamaan puasa Arafah yang populer adalah menghapus dosa setahun. Keutamaan ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadis berikut.
“Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim).
Lantas, benarkah jika puasa Arafah 2025 bisa menghapus dosa setahun lalu dan yang akan mendatang? Simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH) berikut.
Doa Berbuka Puasa Ganti (Qadha)
UAH mengatakan bahwa memahami makna hadis di atas tidak bisa secara sepintas saja. Mungkin untuk menghapus dosa yang telah terlewati masih bisa dipahami, tapi bagimana dengan dosa yang akan datang?
“Jangan keliru memahami bahwa kalau sudah puasa tanggal 9 Dzulhijjah itu bebas dari dosa setahun (yang akan datang). Bahaya kalau pemahamannya begitu, ntar (melakukan dosa) dianggap biasa saja karena sudah (merasa) bebas dari dosa,” kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (5/6/2025).
Inti dari puasa Arafah ialah memusatkan amalan untuk introspeksi atau muhasabah. Seperti orang yang berwukuf di padang arafah, ia mengoreksi diri, membenahi diri serta evaluasi. Kemudian ia bertobat dan banyak beristighfar serta memohon kebaikan di Padang Arafah.
“Di saat yang sama, ketika orang tidak berhaji, dia puasa. Di tanggal 9 (Dzulhijjah) ini dia melakukan hal yang serupa dengan orang haji. Dia introspeksi diri, dia bermuhasabah, dia merenung. Walaupun dia tidak wukuf seperti orang haji, tapi di tempatnya di saat dia menunaikan puasa itu dia mengoreksi dirinya, mengevaluasi dirinya,” tutur UAH.
Evaluasi Diri
Mengevaluasi diri lalu kemudian menyadari apa yang menghambat dirinya sehingga jauh dari Allah SWT merupakan hal penting. Hal ini tidak mungkin didapatkan jika tidak ada persiapan dari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah. Maka, kesadaran itu penting dibangun setidaknya dari tanggal 1 kemudian ditekankan pada 9 dzulhijjah.
“Jadi gak mungkin tanggal 9 bisa puasa dengan baik. Kalau cuma nahan lapar dan haus bisa ya, nahan lapar dan haus dari mulai fajar sampai dengan Maghrib insyaallah bisa dilakukan. Tapi, kalau menjalani puasanya seperti ini, introspeksi diri, menata diri lebih baik, mendekati Allah dengan semaksimal yang bisa dilakukan, itu gak mungkin bisa dilakukan tiba-tiba tanggal sembilan, gak bisa. Kecuali persiapan sebelumnya,” terang UAH.
Kemudian, setelah melakukan puasa dengan penuh kesadaran diri, maka menjalani hidup kedepannya akan mudah melakukan ketaatan serta tidak akan mudah melakukan kesalahan yang melahirkan dosa.
Niat Puasa Arafah
Bagi muslim yang ingin mengamalkan puasa Arafah, berikut lafal niatnya.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”