KNews.id – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di akhir tahun ini baru akan mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), meskipun telah menjadi perusahaan terbuka sejak 1993.
Terkait hal tersebut, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pemegang saham pengendali (PSP) Bank Muamalat mendukung aksi tersebut dan telah menerima laporan bahwa Bank Muamalat akan mencatatkan sahamnya di BEI.
“Kami dalam hal ini support dan itu aturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) juga,” ujar Anggota Badan Pelaksana BPKH Sulistyowati ditemui Investor Daily pada opening ceremony BSI Umrah Travel Fair di Jakarta.
“Kalau listing kan untuk umum, jadi itu (terdilusi) konsekuensi, kita harus siap. Biar ini mekanisme pasar saja, kalau sudah listing, siapa yang mau masuk di situ, kalau ada yang baru lebih besar dari kami ya kami siap. Sudah konsekuensi (terdilusi) kalau sudah listing,” urai Sulistyowati.
Dia menilai bahwa usai Bank Muamalat listing nanti, kinerja diharapkan bisa lebih baik. Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat juga diharapkan semakin meningkat, karena masyarakat nantinya bisa ikut memiliki saham bank syariah tertua di Indonesia.
“Pasti lebih bagus, orang listing itu kan disaring, difilter. Perusahaan atau emiten apapun yang listing di Bursa itu perusahaan sehat, jadi akan semakin dipercaya masyarakat,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan menjelaskan bahwa aksi korporasi ini hanya sebatas listing tanpa diikuti penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Sehingga tidak ada skema kepemilikan saham. Tujuannya selain untuk memenuhi ketentuan regulator, Bank Muamalat juga ingin memberikan kesempatan kepada publik untuk bisa ikut memiliki saham Bank Muamalat, serta untuk menambah likuiditas efek syariah di pasar modal.
“Kami berharap dengan tercatatnya saham Bank Muamalat di BEI nanti dapat turut berkontribusi dalam memperbesar dan mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia,” kata Indra.
Merujuk website perusahaan, komposisi pemegang saham Bank Muamalat antara lain BPKH sebagai PSP dengan porsi kepemilikan 82,65%. Berikutnya, Andre Mirza Hartawan memiliki saham dengan komposisi 5,19%, porsi kepemilikan saham oleh Islamic Development Bank (IDB) sebesar 2,04%, serta pemegang saham lainnya 10,11%.
Bank Muamalat juga mencatatkan kinerja positif di semester I-2023, dengan laba bersih Rp 26,9 miliar, tumbuh 27,07% secara year on year (yoy). Adapun, total aset perseroan sebesar Rp 63,9 triliun, tumbuh 6,7% (yoy). Pencapaian ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank pertama murni syariah ini berdiri.
Indra menjelaskan, total aset didorong oleh peningkatan pembiayaan yang tumbuh 7,8% (yoy) menjadi sebesar Rp 20,4 triliun. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada pembiayaan berbagi hasil (musyarakah) yang tumbuh 22,3% (yoy). “Hasil ini menjadi indikator penting bahwa turnaround plan Bank Muamalat berjalan dengan lancar. Di tengah situasi bisnis yang menantang, Bank Muamalat mampu mewujudkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan profit berkesinambungan,” ujarnya.
Tahun ini, pembiayaan Bank Muamalat akan mengandalkan segmen ritel konsumer yang merupakan bagian dari strategi business refocussing. Bank Muamalat resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai Bank Penyalur Gaji (BPG) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Penunjukan ini menjadi pintu masuk untuk melakukan penjajakan penawaran pembiayaan konsumer seperti multiguna atau KPR bagi ASN.
Untuk memperkuat bisnis konsumer, perseroan menginisiasi Muamalat Associate Program (MAP) yang dikhususkan untuk segmentasi tersebut. Selain itu, bank yang beroperasi sejak tahun 1992 ini juga melakukan shifting danreskilling karyawan kantor pusat Bank Muamalat menjadi Relationship Manager (RM) untuk melayani nasabah konsumer. “Mulai tahun ini, kami fokus pada segmen ritel, terutama konsumer yang merupakan kompetensi Bank Muamalat. Strategi ini didukung oleh enterprise banking yang akan berperan sebagai entry gate,” imbuh Indra.
Adapun, perseroan telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 47,6 triliun pada Juni 2023, naik 5,2% (yoy) dengan dana murah Rp 20,7 triliun. Untuk memacu pertumbuhan CASA, Bank Muamalat mengoptimalkan penggunaan aplikasi mobile banking Muamalat DIN. Perseroan juga mencatatkan modal sebesar Rp 7 triliun per 30 Juni 2023 dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 31,28%, berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator. (Zs/ID)
Discussion about this post