spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Bank Mandiri Perkirakan Deflasi Agustus 2022 Sebesar 0,12%

KNews.id-konom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mencatatkan deflasi pada Agustus 2022 dikarenakan kenaikan harga pangan yang mulai mereda.

Ia memperkirakan, akan terjadi deflasi 0,12% secara bulanan pada Agustus 2022, atau lebih rendah jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,64% secara bulanan.

- Advertisement -

Deflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan harga bahan pangan, khususnya bawang merah, cabai merah, daging ayam, dan minyak goreng, berkat normalisasi hasil panen dan produksi pangan di tengah kondisi cuaca yang kondusif.

“Tarif jasa angkutan udara juga terlihat turun di tengah desakan pemerintah menambah jumlah armada pesawat komersial,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (30/8).

- Advertisement -

Faisal memperkirakan, inflasi inti tahunan akan terus menguat seiring dengan membaiknya permintaan dan mobilitas masyarakat.

Secara tahunan, inflasi diramal sebesar 4,79% pada Agustus 2022, atau lebih rendah dari posisi Juli 2022 yang mencapai 4,94%. Angka ini masih di atas kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia (BI) sebesar 2% hingga 4%.

- Advertisement -

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan terus menguat sejalan dengan akselerasi ekonomi domestik, yaitu sebesar 2,99% secara tahunan pada Agustus 2022, atau lebih tinggi dari posisi Juli 2022 yang sebesar 2,86% secara tahunan.

Faisal menambahkan, tekanan inflasi terlihat masih akan bertahan dan meningkat ke depannya, terutama setelah pemerintah memberikan sinyal untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Solar.

Menurutnya, tidak hanya berdampak kepada inflasi harga yang diatur pemerintah saja, namun juga berdampak pada transportasi serta barang dan jasa lainnya.

Berdasarkan perhitungannya, apabila harga Pertalite dinaikkan dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, maka akan meningkatkan inflasi sebesar 0,83 poin persentase dan berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,17 poin persentase.

Apalagi jika harga Solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 8.500 per liter, maka akan memberikan kontribusi kenaikan inflasi sekitar 0,33 poin persentase dan berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar -0,07 poin persentase.

“Ini berarti tingkat inflasi pada tahun 2022 bisa lebih tinggi dari perkiraan kami saat ini sebesar 4,60%, berpotensi menuju sekitar 6%,” katanya.(Ach/Ktn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini