spot_img
Sabtu, Mei 18, 2024
spot_img

Bang Ucu, Tokoh Betawi Musuh Bebuyutan Hercules di Tanah Abang, Pernah Duel Satu Lawan Sekampung

KNews.id – Chato Badra Mandrawata alias Bang Chatu (48) yang merupakan putra sulung M. Yusuf Muhi alias Bang Ucu, menceritakan bagaimana ‘gagahnya’ sang ayah kala menjadi panglima perang Betawi.

Bang Ucu sendiri diketahui menjadi orang yang bisa mendepak mundur aksi premanisme Rosario de Marshall alias Hercules di kawasan Tanah Abang.

- Advertisement -

Namun, sesudahnya mereka berkawan baik. Meski demikian, kisah pertempuran kelompok Hercules Vs Bang Ucu dan kawan-kawan masih tetap melegenda.

Bang Ucu juga merupakan legenda betawi yang masyhur di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

- Advertisement -

Julukan Bang Ucu ada Panglima Perang Betawi, Jawara Betawi, Jagoan Betawi, dan julukan lainnya.

Chatu bercerita, dirinya menjadi saksi hidup kala sang ayah meluluhlantahkan lawan-lawannya yang bukan hanya satu dua orang, melainkan dalam satu kelompok besar.

- Advertisement -

“Dia sendiri, enggak ada pasukan-pasukan,” ungkap Chatu saat ditemui Wartakotalive.com di rumahnya, Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).

Bang Ucu tak hanya lawan kelompok preman Tanah Abang, tetapi juga berhadapan dengan kelompok Ormas.

Menurutnya, sang ayah selalu bergerak kala ada masyarakat yang menyampaikan keresahannya atau temannya yang membutuhkan pertolongan.

“Jadi beliau (Bang Ucu) apapun keluhan masyarakat langsung direspon. Kalau ada tawuran antar suku beliau turun langsung ke lapangan,” kata Chatu.

Biasanya, Bang Ucu akan turun ke lapangan sendiri dengan hanya bermodalkan golok yang tergantung di samping celananya.

Tak jarang juga, jawara silat betawi itu turun lapang dan membantai lawannya menggunakan tangan kosong.

Namun, kata Chatu, tak pernah satu kali pun Bang Ucu kalah telak dengan lawannya. Sebaliknya, lawan Bang Ucu yang justru kocar-kacir dan minta maaf karena telah mencoba melawannya.

Seperti saat perang suku antara Betawi Madura dan Banten Makassar di daerah Kebayoran Lama.

Atau, kala Bang Ucu melawan kepungan Pemuda Pancasila di Monas 2008 silam.

“Pada saat itu ada Amien Rais, kerusuhan antara suku Madura dan Betawi, waktu senjata tajam udah keluar semua, segera Bang Ucu selesaikan, saya saksinya,” ujar Chatu.

“Jarang saya lihat orang yang merasa jagoan tapi enggak sesuai perilakunya. Tapi kalau babeh langsung dibegitukan (diberitahu ada perang) langsung turun tanpa memperhitungkan nyawanya, tanpa memperhitungkan berapa banyaknya (lawan) enggak,” lanjutnya.

Kendati begitu, hingga usianya kini 76 tahun, Bang Ucu tak pernah mendapatkan luka-luka di sekujur tubuhnya.

Meskipun saat berperang, kata Chatu, dirinya selalu sendirian melawan kelompok dalam jumlah besar.

“Enggak pernah (luka-luka). Waktu dikepung sama Pemuda Pancasila waktu itu Bung Japto dulu sampai dikepung 40 Jeep di Monas 2008 apa tahun berapa gitu kejadian,” kata Chatu.

“Dengan sadar, (Japto) minta maaf, jadinya sekarang kawan,” lanjutnya.

Selain itu, lanjut Chatu, sang ayah juga pernah dibawa ke meja persidangan lantaran dianggap membunuh orang.

Padahal kala itu, Bang Ucu tengah tak membawa senjata apapun.

Sehingga menurutnya, justru korban yang terbunuh itulah yang membunuh dirinya sendiri.

“Contoh waktu itu aparat tahun 80-an, aparat (mau) menusuk tiba-tiba dibalikin ke sendiri (senjatanya). Jadi menang di pengadilan bapak, kan bapak enggak bawa apa-apa,” ungkap Chatu.

“Kan beliau (aparat) yang mau membunuhnya, bapak membela diri lah. Ketuk palu langsung hakim vonis bapak enggak bersalah,” imbuhnya.

Chatu berujar, sering menangnya Bang Ucu kala bertarung dengan siapapun membuat namanya kini tersohor.

Bukan hanya di wilayah Tanah Abang, tetapi juga sebagai legenda betawi.

“Enggak pernah satu lawan satu. Kalau berantem, satu lawan se kampung,” ungkap Chatu.

“Kadang-kadang pulang bawa senjata tajam ke rumah, sekarung dua karung bekas dikumpulin dari hasil itu (perang), karena mereka kabur,” lanjutnya.

Bahkan ayahnya itu pernah dijuluki sebagai ‘Orang gila’ sebab caranya membantai habis musuh itu benar-benar tiada tanding.

Bagaimana tidak, ia merupakan sosok yang berhasil mengusir kerusuhan 1998 di kawasan Bundaran HI.

“Beliau kan selalu berprinsip TNI Polri dan rakyat selalu bersatu, selalu membantu. Apapun TNI Polri yang dibutuhkan beliau langsung bantu, contohnya kerusuhan 98 beliau yang ngusir pendemo-pendemo di HI yang jutaan orang,” jelas Chatu.

Terkini, sosok legenda betawi yang memiliki tiga istri dan 16 anak itu sudah mulai ringkih.

Diceritakan oleh Chatu, ayahnya itu jatuh sakit sejak tiga tahun yang lalu dan kini tengah mendapatkan perawatan.

Kendati begitu, Bang Chatu masih kerap menanggapi orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta saran atau sekadar bersilaturahmi.

Pasalnya, dirinya masih menjadi pemimpin di wilayah Tanah Abang hingga hari ini.

Sempat berseteru dengan kelompok Hercules

Chato Badra Mandrawata alias Bang Chatu (48) ayahnya merupakan sosok petarung andal yang pernah beseteru Rosario de Marshall alias Hercules era 1990-an

Menurut Chatu, siapapun yang berkelahi dengan Bang Ucu akan lari kocar-kacir sebelum perang dimulai.

“Beliau dari tahun 70-an, dari masa mudanya umur 20-an udah mulai jadi jagoan,” ujar Chatu saat ditemui Wartakotalive.com di rumahnya, Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).

“Keluar dari pesantren di Tebuireng, pergaulan lah anak muda zaman dulu, mabuk, minum akhirnya bersentuhan dengan peman-preman, penjahat-penjahat. Tapi babeh bisa menang,” lanjutnya.

Bahkan ayahnya itu pernah dijuluki sebagai ‘Orang gila’ sebab caranya membabat habis musuh itu benar-benar tiada tanding.

Diketahui dari Chatu, Bang Ucu menguasai ilmu silat setelah belajar dari anak legenda betawi, Sabeni kala masih berusia remaja.

“Enggak pernah satu lawan satu. Kalau berantem pasti satu lawan se-kampung. Sampai kadang-kadang pulang bawa senjata tajam ke rumah sekarung, dua karung, dikumpulin dari hasil itu (perang) karena mereka (lawannya) kabur,” kata Chatu.

Hercules dan para anak buahnya adalah salah satu kawanan yang berhasil didepak mundur oleh Bang Ucu lantaran tindakannya yang meresahkan.

Padahal, kata Chatu, Hercules merupakan sosok baru yang datang tanpa sungkem ke betawi di Tanah Abang dan mengklaim menguasai satu daerah di wilayah Bongkaran, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Yang mana sebenarnya, komando Tanah Abang berada di tangan Bang Ucu kala itu.

“(Bang Ucu) orangnya legowo, siapapun diterima di Tanah Abang. Kalau belum terlalu menghawatirkan beliau diam,” jelas Bang Chatu.

“Tetapi ini lama-kelamaan Hercules, itu anak buahnya sampai meresahkan (pembunuhan, pemalakan) ke warga Tanah Abang. Supaya aman, damai, nyaman, terpaksa akhirnya Hercules diusir pergi,” lanjutnya.

Chatu mengungkap, kala itu ada satu perang besar yang dikomandoi oleh Bang Ucu lantaran anak buah Hercules berniat membakar wilayah Jatibaru, Tanah Abang.

Perang terjadi cukup panas hingga membuat puluhan anak buah Hercules meregang nyawa.

Namun, Bang Ucu sempat menyelamatkan Hercules dari lautan manusia itu hingga kini menjadi kawan baik.

“Sebelum kerusuhan 1998, isu yang benar itu wilayah Jatibaru mau dibakar sama grupnya Hercules. Tapi Alhamdulillah Hercules dirangkul oleh babeh, jadi selamat,” jelas dia.

Chatu membenarkan jika Hercules sebenarnya orang yang baik.

Hanya saja para anak buahnya yang kerap melakukan pemalakan, pembunuhan, dan tindakan keji lainnya.

“Bang Hercules itu enggak pernah datang melapor ke Bang Ucu. Tiba-tiba nunjukin diri salah satu wilayah namanya Bongkaran. Dia mengklaim kalau itu wilayahnya,” kata Catu.

“Sebenarnya enggak apa-apa enggak lapor juga. Tapi setelah meresahkan baru ada tindakan,” lanjutnya.

Karena aksi heroik tersebutlah, nama Bang Ucu sebagai legenda jawara betawi mulai muncul.

Dia mulai melahirkan dan membina tokoh-tokoh di wilayah Tanah Abang hingga menyentuh panggung pemerintahan.

“Haji Lulung juga termasuk binaannya. Cuma babeh enggak mau terikat orangnya (ditawari masuk ke pemerintahan). Haji Lulung lah yang naik diangkat dari pemerintahan,” ujar dia.

Saking kuatnya pertahanannya sebagai sosok yang masyhur di Tanah Betawi, sejumlah menteri di kabinet Soeharto kala itu kerap datang ke rumahnya untuk menawari Bang Ucu jabatan.

Kendati begitu, Bang Ucu menolak. Mereka pun akhirnya membuat Yayasan Generasi Muda Pembangunan Pancasila dan Bang Ucu sebagai ketuanya

Kondisi terkini Bang Ucu

Diceritakan oleh Bang Chatu , ayahnya itu sudah tiga tahun jatuh sakit lantaran paru-parunya mengalami gangguan.

Sehingga kini, sang jawara silat tiada tanding itu terkulai lemah di tempat tidurnya sebab membutuhkan perawatan intensif.

Kendati begitu, Chatu mengungkap jika selama ayahnya sakit, tidak ada budayawan, pemerintah, ataupun masyarakat yang datang untuk menjenguknya.

Padahal saat masa kejayaannya dahulu, lanjut Chatu, masyarakat dari berbagai golongan hingga pemerintah ramai datang untuk meminta bantuan dari ayahandanya itu.

“Enggak ada (yang datang). Bapak kan sebagai orang yang melindungi masyarakat, tokoh sesepuh di mana-mana dia mau Jakarta aman, semua suku diterima dan juga beliau tanpa pamrih lah menolong masyarakat,” kata Chatu

Oleh karenanya, Chatu berharap bahwa pemerintah bisa memerhatikan nasib sang legenda betawi yang kini telah ringkih itu.

Apalagi, lanjut Chatu, sang ayah menjadi salah satu saksi hidup sejarah Tanah Abang dari sejak tingginya angka kriminalitas hingga kini aman dan nyaman.

“Harapannya pemerintah tolong perhatiin seorang yang sudah berjasa di Tanah Abang, membuat Tanah Abang aman, lancar,” jelas Chatu.

“Semuanya pemerintah dan masyarakat, tolong ingatlah jasa-jasa beliau,” imbuhnya.

Chatu berharap, jasa sang ayah yang pernah mendamaikan Tanah Abang hingga membuat aksi premanisme tunduk kepadanya, bisa diketahui pula oleh para generasi muda.

“Ya perhatiannya aja buat masyarakat generasi mudanya terutama sejarah itu penting untuk dipelajari,” jelas Chatu.

“Kalau udah enggak ada babeh akan terjadi saling menjatuhkan ingin naik (berebut kekuasaan Tanah Abang),” lanjutnya.

Sementara itu, saat dihampiri Wartakotalive.com di rumahnya, Senin (12/6/2023), nampak Bang Ucu hanya tertidur lelap di kasurnya.

Ia hanya mengenakan celana popok putih di badannya yang kini terlihat kurus.

Kendati begitu, Bang Ucu masih kerap menanggapi orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta saran atau sekadar bersilaturahmi. (RZ/WK)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini