spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Astaga, Arab Saudi ternyata Semakin Mesra dengan Israel

KNews.id- Arab Saudi telah menghubungi Israel tentang kemungkinan pengadaan sistem pertahanan rudal buatan Israel, pada saat sistem pertahanan buatan Amerika Serikat (AS) yang sejak lama diandalkan Kerajaan Saudi telah ditarik.

Sebuah sumber mengatakan kepada Breaking Defense, bahwa Amerika secara diam-diam telah menarik sistem rudal patriot dan THAAD dari Pangkalan Udara Prince Sultan, yang berlokasi di luar kota Riyadh.

- Advertisement -

Kekinian, Arab Saudi dilaporkan tengah serius mencari sistem pertahanan dari beberapa negara lain selain AS. Kerajaan disebut tengah melirik beberapa negara, di antaranya adalah China, Rusia dan Israel.

Melansir Breaking Defense, Kamis 16 September, secara khusus, Saudi sedang mempertimbangkan Iron Dome, yang diproduksi oleh Rafael, yang diklaim jago melawan roket jarak pendek, atau Barak ER, yang diproduksi oleh Israel Aerospace Industry (IAI), yang dirancang untuk mencegat rudal jelajah.

- Advertisement -

Sumber pertahanan Israel mengatakan bahwa kesepakatan itu akan realistis, selama kedua negara menerima persetujuan dari Amerika Serikat. Sementara itu, salah satu sumber menambahkan bahwa ketertarikan Saudi pada sistem pertahanan Israel telah mencapai fase yang sangat praktis.

Sumber-sumber yang sama mengatakan bahwa Saudi telah melakukan pembicaraan tingkat rendah dengan Israel selama beberapa tahun tentang sistem pertahanan tersebut. Pembicaraan itupun semakin sering dilakukan setelah AS mengumumkan penarikan aset-aset pertahanan udaranya dari Kerajaan Saudi.

- Advertisement -

Meskipun Arab Saudi bukan bagian dari Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Israel dengan UEA dan Bahrain, sumber-sumber pemerintah mengatakan bahwa bahkan tanpa hubungan formal semacam itu, keduanya telah bertukar informasi keamanan selama beberapa tahun.

Jika Arab Saudi jadi membeli sistem pertahanan buatan Israel, tentu itu bisa membuat hubungan kedua negara makin mesra, serta membuka opsi lebih penuh ke negara-negara yang tercakup dalam Kesepakatan Abraham. Dalam wawancara bulan November dengan Defense News, Moshe Patel, Kepala Organisasi Pertahanan Rudal Israel, juga menyinggung soal kemungkinan tersebut.

“Karena kita memiliki musuh yang sama, mungkin kita akan memiliki kepentingan bersama. Saya pikir ada potensi untuk memperbesar kemitraan pertahanan kita di masa depan dengan negara-negara seperti UEA dan Bahrain,” kata dia.

“Saya pikir ini bisa terjadi, tentu saja di masa depan. Akan ada lebih banyak kemitraan militer. Tapi sekali lagi, tidak ada yang bisa terjadi besok. Itu adalah sesuatu yang perlu diproses selangkah demi selangkah,” tambahnya. (AHM/hop)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini