KNews.id – Jakarta, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta penyerapan hasil panen petani dimaksimalkan menjelang puncak panen 2025. Selain itu, ia meminta irigasi segera dinormalisasi. Hal ini disampaikan Amran dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025).
“Saya titip serapan gabah, karena kalau serapan bermasalah, swasembada pangan juga bermasalah,” ujar Amran dalam keterangan tertulis, Selasa. Pemerintah telah menaikkan harga penyerapan pemerintah (HPP) untuk gabah dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram. HPP jagung juga naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.500 per kilogram.
“Yang kedua, saya titip irigasi tersier, sekunder, dan primer segera dinormalisasi. Dua hal ini adalah kunci keberhasilan,” tambahnya. Amran menekankan, normalisasi irigasi di Pulau Jawa harus dipercepat. Pulau Jawa menjadi lumbung pangan nasional dengan potensi produksi yang sangat besar.
“Kalau serapan Bulog dan perbaikan irigasi bermasalah, kebijakan luar biasa dari Bapak Presiden seperti penambahan pupuk dua kali lipat, kenaikan harga gabah, mekanisasi, dan benih unggul akan sia-sia. Anggaran Rp 159 triliun (ketahanan pangan) yang dialokasikan juga bisa tidak maksimal,” ujar Amran.
Ia mengusulkan rapat harian untuk memantau perkembangan pekerjaan, situasi irigasi, dan harga di lapangan. “Pupuk, mekanisasi, dan penyuluh yang sebelumnya bermasalah sudah diselesaikan oleh Bapak Presiden. Sekarang, bola ada di tangan kita. Mau tidak kita bekerja untuk mewujudkan swasembada pangan?” tanya Amran kepada peserta rapat.
Amran memprediksi puncak panen raya terjadi pada Februari hingga Mei 2025. “Kita akan menghadapi puncak panen pada Februari, Maret, April, Mei,” ujar Amran usai menerima kunjungan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Perum Bulog memprediksi produksi panen raya meningkat pada Januari hingga Maret. “Bulog memprediksi panen kita (pada) Januari, Februari, Maret, itu naik. Itu kenaikannya cukup baik. Itu (data) dari Badan Pusat Statistik (BPS),” jelasnya.