Ancaman Perang dari RRC Makin Nyata, Indonesia Harus Waspada!

KNews.id- Indonesia harus mewaspadai serangan dari Republik Rakyat China (RRC) dalam bentuk ekonomi maupun militer. Serangan ekonomi melalui investasi yang disertai dengan pengiriman TKA. RRC juga menyerang Indonesia melalui utang sehingga ada ketergantungan dengan negara Tirai Bambu. "Kemungkinan RRC menyerang Indonesia menjadi nyata dengan beredarnya video yang viral berbahasa RRC yang telah diterjemahkan bahwa negara Tirai Bambu akan menyerang Indonesia. Tentu kita tidak boleh meremahkan seperti itu," kata Refly Harun (TH) di akun Channel YouTube-nya. Channel Refly Harun menyertakan video berbahasa RRC yang sudah diterjemahkan yang isinya dalam menghadapi Perang Dunia III RRC mempersiapkan 140.000 tentara untuk menyerang Indonesia. Dalam rekaman percakapan petinggi militer RRC bocor ke publik yang mencengangkan, para perwira tinggi tentara pembebasan Rakyat RRC membicarakan rencana invasi ke Indonesia. Dalam percakapan itu melibatkan para perwira tinggi militer RRC tapi juga pejabat Partai Komunis RRC. Rekaman berdurasi 57 menit itu sempat membuat geger seorang aktivis hak asasi manusia kelahiran RRC bernama Jennifer Zeng dan menyebarkan di akun Twitter pribadinya Dalam rekaman itu juga dijelaskan mobilisasi pasukan dan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista), yang akan dikerahkan untuk menyerang negara lain. Tak tanggung-tanggung, militer RRC mengirim 140.000 personel, 953 kapal perang, dan 1.653 unit peralatan tanpa awak. Kemudian, militer China juga menyiagakan 20 bandara dan dermaga, enam galangan perbaikan dan pembangunan kapal. Para perwira militer RRC juga menyebut telah menyiapkan 14 pusat transfer darurat, rumah sakit dan bank darah hingga depot minyak dan bahan bakar. Terkait ancaman RRC itu, Refly Harun mengaitkan dengan tesis ilmuwan politik Samuel P. Huntington tentang clash of civilization (perang peradaban). "Tanda-tandanya peradaban barat berhadapan dengan confusianisme. Di situ ada peradaban Islam dan peradaban Hindu membuat aliansi tidak pro Barat atau Timur RRC," jelas Refly Harun. Menurut Refly, ketika terjadi Perang Dunia III, RRC akan berusaha menguasai Asia Pasifik di mana peran negara Tirai Bambu ini seperti Jepang di Perang Dunia II. Publik belum tahu kekuatan RRC hari ini sedahsyat ketika Jepang di Perang Dunia II. Ada dugaan jika RRC menyerang Indonesia ketika pemeintah Indonesia memulangkan TKA asal negara Tirai Bambu. RRC menganggap itu sebagai pengusiran pekerja mereka dan tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. "Kontraknya berapa lama karena gelap bagi kita. apakah kontraknya sampai 23 tahun ke depan mengingat mereka bekerja di industri pertambangan yang bisa konsensinya 30 tahun ke depan. Ataukah kontraknya jangka pendek misalnya seandainya Indonesia mau memutus kontrak selesai, apakah RRC tidak ngamuk misalnya sejauh mana kita kuat menahan amukan RRC," tegas Refly. Terkait ancaman RRC, kata Refly pernah diingatkan Andi Widjojanto yang saat itu menjadi ahli dari pemerintah di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait uji materi UU Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSFN) terkait komponen cadangan (Komcad). Andi berdasarkan sikap RRC yang melakukan rencana strategis selama 70 tahun lebih. Tahap pertama dari 1980 sampai 2000. Tahap kedua, pada 2000-2020. Tahap ketiga, 2020-2050. "Di tahap kedua, rensra-nya RRC 2000 sampai 2020 mereka siap menggelar kekuatan, memenangkan perang Laut Cina Selatan. Nanti di tahun 2020 sampai 2050, mereka siap menggelar kekuatan, menang perang di dua titik sekaligus sebagai patokannya. Yaitu Guam di Samudra Pasifik dan Diego Garcia di Samudera Hindia," kata Andi dalam sidang di MK yang disiarkan secara live di Chanel YouTube MK, Selasa (18/1/2022). Andi membandingkan strategi RRC dengan stratagi Jepang dalam menyiapkan perang. Di mana Jepang menyeret dunia pada Perang Dunia II. "RRC menyiapkannya perencanaan 70 tahun dimulai 1980. Terakhir kali ada negara di kawasan ini dengan perencanaan strategis 70 tahun, negara itu adalah Jepang, perencanaannya dimulai 1870, perencanaannya disebut Restorasi Meiji, selesai tahun 1940, boom, 7 Desember 1941 dia menyerang Pearl Harbor," kata Andi menegaskan sebagaimana diucapkan Refly Harun. Atas analisis itu, Andi menilai diperlukan kesiapan oleh Indonesia secara dini. "Nah, ini yang membuat saya, loh perangnya kemungkinannya akan bertambah dan Indonesia harus secara dini menyiapkan untuk itu," beber Andi. (Bay).

Ancaman Perang dari RRC Makin Nyata, Indonesia Harus Waspada!

Saat Wapresnya Jokowi Mengeluh tak Dihargai oleh seorang Menko, Ditegur dan Bersalaman Pun tidak Mau!

Ini Dia Hasil Pertemuan antara Megawati dan Jokowi di Istana Negara!

Apa Beda Ngabalin dengan Prabowo?

Berita Terkait

Saat Wapresnya Jokowi Mengeluh tak Dihargai oleh seorang Menko, Ditegur dan Bersalaman Pun tidak Mau!

Ini Dia Hasil Pertemuan antara Megawati dan Jokowi di Istana Negara!

Apa Beda Ngabalin dengan Prabowo?

Discussion about this post

Recent News

Saat Wapresnya Jokowi Mengeluh tak Dihargai oleh seorang Menko, Ditegur dan Bersalaman Pun tidak Mau!