KNews.id- Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule, menegarai adanya jual beli jabatan di sebuah kementerian. Ironisnya, hal itu terjadi di tengah kondisi ekonomi masyarakat Indonesia masih belum juga bangkit usai diterjang badai pandemi Covid-19. Kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah krusial di negeri ini
“Sense of crisis dari para pejabat di negeri ini tak kunjung tampak. Sebaliknya, mereka tetap sibuk dengan urusan menggarong uang negara,” ujar Iwan Sumule, Senin (19/4).
Dalam hal ini, Iwan Sumule mengomentari dugaan adanya seorang staf khusus menteri di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang memperjualbelikan jabatan eselon 1 dan 2. Para pejabat itu harus membayar minimal Rp 500 juta untuk memperoleh kesempatan diseleksi menduduki posisi posisi di kementerian tersebut.
Ada juga kabar bahwa pejabat eselon 1 dan 2 yang kompeten dikotakkan atau ditempatkan di nonstruktural. Sementara kabar lain di kementerian ini menyebutkan ada eselon 1 yang baru dilantik tidak memiliki latar belakang yang sesuai dengan pekerjaan yang ditangani.
“Rakyat sedang susah hidup, pejabat pemerintahan malah sibuk jual beli jabatan,” sesal Iwan Sumule.
Iwan Sumule mengaku miris, lantaran bantuan sosial yang sedianya untuk rakyat justru dikorupsi oleh menteri dan pejabat pemerintahan. Padahal mereka seharusnya memberi solusi agar penderitaan rakyat tidak berkepanjangan.
“Rakyat semestinya marah, di kala susah para pejabat malah jual beli jabatan dan garong jatah rakyat. Tapi mereka masih saja memaklumi. Ini sungguh ironi,” pungkas Iwan Sumule. (Ade/bcra)