KNews.id – Bogor, 22 Februari 2025, Sekolah Bogor Raya (SBR) menyelenggarakan SBRMUN 2025, konferensi. Model United Nations tahunan yang diikuti 160 siswa Sekolah Menengah Atas dari wilayah Jabodetabek.
Pada acara ini para peserta dibagi ke beberapa konsil seperti WHO, UNESCO, dan Press, untuk mendiskusikan mengenai isu-isu global terkini. SBRMUN tahun ini mengusung tema “Memanfaatkan Kekuatan S.T.E.M. untuk Pembangunan Global dan Keberlanjutan”, yang mengupas peran ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi semua.
Acara dibuka oleh sambutan dari Ibu Arning Rani Wulandari selaku Kepala Sekolah Menengah Atas SBR. Kemudian dilanjutkan pidato utama yang disampaikan oleh Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Dalam pidatonya, Prof. Stella menekankan pentingnya penelitian dalam memajukan kemanusiaan dan keberlanjutan, serta mendorong para siswa untuk mengutamakan solusi berbasis bukti dan inovasi yang beretika.
“Penelitian bukan sekadar alat untuk kemajuan, mereka adalah penggerak utama pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui efektifitas dan efisiensi,” ujar Prof. Stella. Menurutnya, investasi dalam penelitian memastikan bahwa kita menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif tetapi juga bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Ia juga menambahkan bahwa generasi muda harus memiliki pola pikir sebagai peneliti yang selalu ingin tahu terhadap sebuah fenomena alam maupun sosial.
Setelah penyampaian materi, para peserta memberikan beberapa pertanyaan terkait
perkembangan dan implementasi penelitian ilmiah di Indonesia. Dialog interaktif pun terjadi antara Prof. Stella dengan peserta. Dalam salah satu jawabannya, beliau menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mendorong perkembangan penelitian ilmiah di Indonesia.
Selanjutnya sesi pembukaan acara ini ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Direktur Akademik SBR, Ibu Fransiska Susilowati kepada Prof. Stella. Sedangkan para peserta kembali ke venue masing-masing konsil.
Acara ini akan berlangsung selama dua hari (22-23 Februari 2025). Selama acara berlangsung, para peserta terlibat dalam debat yang mendalam, simulasi pembuatan kebijakan, dan sesipemecahan masalah secara kolaboratif di berbagai komite.
Topik yang dibahas mencakup mitigasi perubahan iklim, kebijakan energi bersih, kemajuan dalam penelitian medis, serta solusi berbasis kecerdasan buatan untuk tantangan global. Para delegasi menunjukkan kemampuan mereka dalam mengusulkan resolusi inovatif dengan mengintegrasikan S.T.E.M. dalam diplomasi untuk menghadapi isu-isu mendesak dunia.
(FHD/NRS)