Dengan kehadiran ketiga perusahaan tambang emas tersebut, dia mengatakan, tingkat utilisasi pabrik pemurnian tersebut akan tinggi. Perseroan sendiri hanya mengolah sekitar 5-6 ton bisi emas per tahun dari kapasitas terpasang sebanyak 30 ton per tahun. Hal ini mendorong perseroan untuk terus menjajaki perusahaam tabang emas lainnya ikut memanfaatkan fasilitas pemurniah perseroan tersebut.
Rudy optimistis fasilitas refinery yang dibangun dengan teknologi terbaru tersebut memiliki biaya operasional dapat bersaing dan proses pengolahannya akan lebih cepat. Setelah refinery beroperasi, perseroan akan mencatatkan sumber pendapatan baru ke depan.
Selain itu, Rudy mengatakan, Archi menargetkan studi penambangan bawah tanah (underground mining) di wilayah konsesinya Sulawesi Utara ditargetkan tuntas kuartal III-2023.
“Kami sudah berbicara dengan kontraktor bawah tanah untuk mempercepat studi pengembangan tambang bawah tanah tersebut. Ditargetkan detil kajian dan rencana pengembangan sudah didapatkan paling lambat kuartal III tahun ini,” ujarnya.
Dengan rampungnya studi pengembangan, dia menuturkan, perseroan bisa memiliki data lebih detil rencana pengembangan tambang bawah tanah tersebut, termasuk kebutuhan dana yang harus disiapkan untuk pengembangan tersebut.
Manajemen ARCI akan menjadi salah satu perusahaan tambang emas yang melaksanakan penambangan tambang terbuka (open pit) dan underground secara bersamaan.
Perusahaan tambang emas milik konglomerat Peter Sondakh ini merupakan perusahaan pertambangan emas terintetrasi mulai dari penambangan emas, kontraktor tambang, pemurnian emas, hingga gerai penjualan emas. Segmen usaha pertambangan emas dijalankan perseroan melalui dua anak usahanya PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya. Kedua perusahaan tersebut merupakan pemegang KK dengan konsesi wilayah tambang seluas 39.817 hektare di provinsi Sulawesi Utara.
Tahun lalu, perseroan berhasil memproduksi sebanyak 111,1 koz emas dan sebayak 191,6 koz perak. Sedangkan penjualan mencapai 117,3 koz emas dan 188,1 oz perak
Berdasarkan data hingga akhir 2020, perseroan mencatatkan sumber daya mineral tambang emas Toka Tindung sebanyak 139,1 juta ton bijih dengan head grade rata-rata 1,2 g per ton emas dan 2 gram per ton perak. Sedangkan cadangan bijih emas tambang Toka Tindung sebanyak 98,3 juta ton dengan head grade rata-rata 1,23 gram per ton meas dan 2,57 gram per ton perak. (Zs/ID)
Discussion about this post