spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

TEMPO Ungkap Upeti Bansos untuk Tim Banteng, Berapa?

KNews.id- Liputan investigasi Majalah Tempo berjudul ‘Korupsi Bansos Kubu Banteng’ mengungkap dugaan keterlibatan sejumlah pejabat dan pengusaha dalam kasus korupsi bansos. Dalam artikel berjudul ‘Upeti Bansos untuk Tim Banteng’, Tempo menelusuri sejumlah perusahaan yang ditunjuk langsung dan mendapat lebih dari 1 juta paket.

“Tiga di antaranya adalah PT Anomali Lumbung Artha, yang mendapat 1,506 juta paket dengan 1,123 juta paket; dan PT Integra Padma Mandiri, yang peroleh 1,5 juta paket,” tulis Tempo.

- Advertisement -

Tempo menyebut PT Anomali dan PT Famindo sama berkantor di Gedung Patra Jasa Office Tower 17 Suite 1701. Tak hanya menunjuk perusahaan pengadaan paket, Juliari Batubara dan tim khususnya juga menunjuk rekanan untuk memproduksi goodie bag.

Dua anggota staf Kementerian Sosial bercerita, Juliari meminta mereka menghentikan pencairan vendor penyedia tas kain itu. Penyebabnya, tas yang digunakan sebagai wadah oleh Integra Padma Mandiri itu akan diproduksi oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex.

- Advertisement -

Padahal, semula, pengadaan tas itu akan diprioritaskan kepada usaha kecil – menengah. Menurut dua anggota staf tersebut, masuknya nama Sritex merupakan rekomendasi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

“Itu bagian anak Pak Lurah,” tutur seorang di antaranya.

- Advertisement -

Tempo menuliskan bahwa sebutan Pak Lurah mengacu pada Jokowi.

Akhir April lalu, Juliari Batubara menyatakan telah mengajak perusahaan yang berbasis di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu untuk memproduksi tas pembungkus bahan pokok.

Juliari berkilah, penyaluran bantuan sosial sempat terhambat karena pemasok kantong mengalami kendala bahan baku yang harus diimpor.

“Pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor,” kata Juliari.

Kementerian Sosial memesan tas bantuan sosial kepada PT Sritex sebanyak 10 juta kantong. Dimintai tanggapan, Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukmanto tak merespon saat dimintai konfirmasi.

Corporate Communication PT Sritex, Joy Citra Dewi mengatakan terjalinnya kerja sama goodie bag ini bermula dari komunikasi dengan Kementerian Sosial. Joy menampik perusahaannya berkomunikasi dengan anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka terkait dengan pengadaan tersebut.

“Untuk keterlibatan Gibran sepertinya tidak benar,” ucap Joy Citra.

Tempo menyebut Juliari Batubara sempat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor dua hari sebelum ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Dua hari sebelum diterungku di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat pagi, 4 Desember lalu,” tulis Tempo, dikutip dari akun Twitternya, @tempodotco, Senin (21/12).

PDIP Minta Majalan Tempo Buktikan Investigasi

PDI Perjuangan meminta Majalah Tempo membuktikan hasil investigasinya soal aliran dana suap bansos Covid-19 yang menyeret Menteri Sosial nonaktif, Juliari Batubara. Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto atau yang akrab disapa Bambang Pacul mendesak agar investigasi ini dibuktikan.

Ia mengatakan, jika Majalah Tempo hanya melakukan praktik trial by the press atau peradilan yang secara tidak langsung dilakukan oleh pers, maka itu merupakan pelecehan terhadap PDIP.

“Minta Tempo membuktikan saja. Kalau hanya trial by the press itu artinya dia melecehkan seluruh kinerja kami di bidang pemenangan pemilu, melecehkan hasil kemenangan yang kami peroleh,” ungkap Bambang Pacul saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL (Group Pojoksatu) di Jakarta, Senin (21/12).

“Maknanya mereka menganggap remeh kami,” katanya lagi.

Bambang Pacul mengingatkan bahwa aksi meremehkan seseorang atau kelompok bisa membuat ribuan kemungkinan bisa terjadi. Karena itu, dia berharap pihak Tempo tidak meremehkan PDI Perjuangan.

“Jangan pernah engkau meremehkan orang karena dia ias mencipta beribu kemungkinan. Hati hati,” tegasnya.

Pacul juga membantah ada nama staf Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani berinisial L yang disebut menerima duit miliaran dari Mensos nonaktif Juliari P Batubara untuk keperluan pemenangan pilkada.

“Ndak ada staf atau ajudan Ibu Puan Maharani yang berkode L. Cuma Alex Indra Lukman yang memper (mirip) ada Lukman-nya. Tapi dia ndak ada urusan,” kata Pacul.“Soal yang lain-lain saya ndak ngerti. Urusan saya pilkada, saya ketua pemenangannya, itu saja!” imbuhnya menegaskan. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini