KNews.id- Pemerintah masih akan menarik utang yang sangat besar tahun depan. Seiring dengan tingginya belanja untuk penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN 2022 pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati defisit anggaran pada rentang 4,51% – 4,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara belanja 12,69% – 15,30% dari PDB.
Selanjutnya juga disepakati pembiayaan 4,51% – 4,85% dari PDB, di mana SBN Neto 4,81% – 5,80% dari PDB. Dengan demikian maka rasio utang 43,76% – 44,28% dari PDB. Jika dibandingkan dengan 2020, asumsi rasio utang tersebut lebih tinggi. Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan rasio utang tahun lalu mencapai 38,6%.
Pada April 2021, rasio utang meningkat menjadi 41,18% dari PDB dan kembali turun di bulan selanjutnya menjadi 40,49% dari PDB seiring dengan penurunan utang pemerintah menjadi Rp 6.418,15 triliun.
Pemerintah memperkirakan rasio utang akan mencapai 41-43% dari PDB di akhir tahun ini. Tentunya dengan pertumbuhan ekonomi bisa terealisasi sesuai dengan yang ditargetkan.
Berikut rincian asumsi makro dalam RAPBN 2022 yang telah disepakati:
– Pertumbuhan ekonomi 5,2-5,8%
– Inflasi 3 plus minus 1%
– Tingkat bunga SUN 10 tahun 6,32 – 7,27%
– Nilai tukar rupiah Rp 13.900 – Rp 14.800/US$
– ICP US$ 55 – US$ 70 per barel
– Lifting minyak bumi 686.000-750.000 barel per hari
– Lifting gas bumi 1,031-1,200 juta BOEPD
Pendapatan Negara 10,18% – 10,44% dari PDB
– Penerimaan Perpajakan 8,37% – 8,42% dari PDB
– PNBP 1,80% – 2% dari PDB
– Hibah 0,01% – 0,02% dari PDB
Belanja Negara 12,69% – 15,30% dari PDB
– Belanja Pemerintah Pusat 10,38% – 10,97% dari PDB
– Transfer ke Daerah dan Dana Desa 4,30% – 4,32% dari PDB
Defisit Keseimbangan Primer 2,31% – 2,65% dari PDB
Defisit Anggaran 4,51% – 4,85% dari PDB
Pembiayaan 4,51% – 4,85% dari PDB
– SBN Neto 4,81% – 5,80% dari PDB
– Rasio Utang 43,76% – 44,28% dari PDB. (Ade/cnbc)
