spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
spot_img

Sjam Kamaruzzaman dan Kerja Rahasia Biro Khusus PKI (I)

KNews.id- Sjam Kamaruzzaman sering disebut-sebut sebagai otak perencana Gerakan 30 September 1965 dan namanya kerap dikait-kaitkan dengan Ketua Comite Central (CC) Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipo Nusantara (DN) Aidit.

Banyak pertanyaan menggantung tentang sosok satu ini dan sepak terjangnya dalam pemberontakan yang terjadi 50 tahun lalu itu. Demikian bahasan Cerita Pagi kali ini akan mengulas secara singkat sosok paling misterius itu.

Sebelum masuk lebih jauh tentang sepak terjang Sjam, baiknya kita ikuti secara singkat perjalanan hidupnya menurut paparan anggota CC PKI dalam buku Manai Sophiaan yang berjudul Kehormatan Bagi yang Berhak, Bung Karno Tidak Terlibat G30S/PKI.

Dalam paparannya, diterangkan bahwa Sjam pertama kali muncul dalam masa-masa sulit di zaman pendudukan tentara Jepang. Saat itu, anak Penghulu Pengganti di Tuban ini masih duduk di bangku sekolah dagang di Yogyakarta.

Selama di Yogyakarta, pria yang lahir di sebuah kota di Pantura tahun 1924 itu aktif dalam gerakan pemuda bawah tanah melawan fasisme Jepang. Guru politiknya saat itu adalah anggota Partai Sosialis Djohan Sjahroezah dan Wijono.

Pada masa Revolusi 1945, Sjam aktif dalam Kelompok Pathuk di Yogyakarta. Di tempat ini, dia bertemu dan terlibat dalam jaringan Soeharto yang kemudian menggantikan Presiden Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia.

Aktivitas Sjam di Pathuk ini kemudian hari dikait-kaitkan dengan aktivitasnya sebagai mata-mata Angkatan Darat (AD) yang bekerja untuk Soeharto dalam menghancurkan PKI dan menggulingkan Soekarno dari kursi kekuasaan.

Saat terjadi perpecahaan dalam tubuh Partai Sosialis tahun 1948 antara Sutan Sjahrir dan Amir Syarifuddin, Sjam berpihak ke kubu Amir Syarifuddin dan terlibat dalam peristiwa Madiun yang menewaskan ribuan anggota dan simpatisan PKI.

Sjam lolos dalam “pembersihan” gelombang pertama komunis di Indonesia itu. Dia lalu menyusup ke Jakarta dan mengorganisir buruh pelabuhan dengan mendirikan Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayanan (SBPP) di Tanjung Priok.

Selain Sjam, tokoh Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berhasil lolos dalam pembersihan itu adalah DN Aidit dan Moh Lukman. Kedua tokoh FDR lolos dari Madiun dengan menyusup kapal yang berangkat menuju ke Tanjung Priok.

Dengan menyamar sebagai penumpang gelap dari Vietnam, Aidit dan Lukman akhirnya ditangkap setibanya di Tanjung Priok karena tidak bisa menunjukkan paspor. Namun, berkat kelihaian Sjam keduanya bisa dibebaskan dari penahanan.

Keberhasilan Sjam dalam membebaskan Aidit dan Lukman tidak dilupakan oleh Aidit. Saat Aidit dan Lukman mengambil alih kepemimpinan PKI dari tangan Alimin dan Tan Ling Djie, dia merangkul Sjam ke dalam kelompoknya.

Kedekatan Aidit dengan Sjam sempat menimbulkan polemik. Tokoh PKI angkatan tua yang lebih mengenal Sjam menilai, dia sangat berbahaya bagi partai. Sifat Sjam yang suka membual, agresif dan tidak sabar dinilai sangat berbahaya.

Namun, Sjam merupakan sahabat Aidit. Kepadanya, Aidit bahkan menyerahkan kepemimpinan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Tidak hanya itu, dia bahkan dikabarkan menyekolahkan Sjam ke Republik Rakyat China (RRC).

Pengiriman Sjam ke RRC untuk mendalami pengetahuannya tentang strategi militer. Pengalaman Sjam di bidang kemiliteran pada masa Revolusi 1945 saat memimpin Laskar Tani membuatnya dipercaya untuk menjalin hubungan dengan militer.

Sekembalinya ke Tanah Air dari RRC, Sjam langsung dimasukkan ke dalam Komite Militer PKI yang kemudian berganti nama menjadi Biro Chusus (BC). Dalam biro ini, Sjam memiliki kekuasaan yang sangat luas dan besar.

Pembentukan Komite Militer dan BC PKI ini sangat rahasia. Di kalangan anggota PKI dan simpatisan PKI sendiri tidak banyak yang mengetahui keberadaannya. Dalam biro ini, Sjam hanya berhubungan dengan Aidit.

Dalam partai komunis dan partai lainnya, keberadaan BC bukan suatu hal yang aneh. Dalam setiap partai, keberadaan biro ini bisa dipastikan selalu ada dan memainkan peran penting yang menentukan arah partai.

Biro Chusus biasanya bertalian erat dengan kinerja intelijen pihak lain, dan harus dipimpin oleh orang yang benar-benar bisa dipercaya serta diandalkan. Pada biro inilah kunci keberhasilan dari suatu operasi partai dijalankan. bersambung….(IKH&DBS)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini