spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Siap-siap Naik! Stok Minyak Dunia Menipis Gara-gara Perang, Negara Arab Ogah Turun Tangan

KNews.id- Perseteruan negara-negara barat dengan Rusia akibat invasi ke Ukraina membuat pasokan minyak mentah global berkurang drastis. Rusia yang membalas sanksi mereka merupakan negara eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia.

Tentu harapan ditujukan kepada Arab Saudi sebagai negara raksasa eksportir minyak. Namun jangan berharap negara itu akan turun tangan untuk mengisi kekosongan pasokan.

- Advertisement -

Melansir CNN, Rabu (2/3), Arab Saudi sendiri memiliki kemampuan untuk meringankan harga minyak global yang telah melonjak ke level tertinggi sejak 2014. Menurut Analis Senior Rystad Energy, Claudio Galimberti, Arab Saudi memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari.

Tetapi pemerintah Arab Saudi mengatakan Selasa kemarin bahwa mereka berpikir negara produsen minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) harus tetap pada rencanya produksi yang ditingkatkan secara bertahap. Itu berarti pasar tidak akan mendapatkan banyak bantuan.

- Advertisement -

Rusia sendiri mengekspor sekitar 4-5 juta barel minyak mentah per hari. Sementara sanksi yang dijatuhkan oleh negara Barat tidak dimaksudkan untuk memukul sektor energi Rusia.

Namun perusahaan minyak besar di negara itu telah menghentikan usaha mereka di negara itu, dan para pedagang telah menghindari kargo di Rusia meskipun mereka berdagang dengan diskon besar.

- Advertisement -

“Banyak pembeli dan bank serta pengirimnya berhati-hati karena kami masih menunggu detail hukum lengkap dari sanksi yang telah diumumkan secara publik,” kata Bronze.

Konidisi itu menciptakan ketakutan akan kekurangan pasokan yang ujungnya bisa menaikkan harga. Minyak mentah berjangka Brent yang merupakan patokan global telah naik menjadi US$ 103 per barel. Pada awal tahun harganya masih sekitar US$ 78 per barel.

Arab Saudi bisa saja turun tangan. Begitu juga dengan Uni Emirat Arab, yang memiliki kapasitas cadangan 1,1 juta barel per hari. Tetapi semua tanda menunjukkan bahwa OPEC, yang melakukan pertemuan pada Rabu, hanya akan menambah produksi 400.000 barel minyak per hari ke pasar setiap bulan sambil melihat perkembangan krisis itu terjadi.

“Apa yang telah ditunjukkan OPEC sejauh ini adalah mereka tidak suka membuat keputusan berdasarkan informasi yang mudah berubah,” kata Galimberti dari Rystad.

Galimberti berpikir beberapa pembeli, terutama dari China dan India, dapat kembali setelah ada kepastian lebih lanjut tentang dampak sanksi terhadap industri energi.

Beberapa kilang Eropa yang dibangun untuk memproses minyak mentah Rusia, yang bergantung pada kontrak jangka panjang, juga dapat terus menerima volume produksi. (AHM/dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini