KNews.id – Moscow, Vladimir Solovyov, tokoh media Rusia yang merupakan sekutu Presiden Vladimir Putin, melontarkan ancaman serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS).
Ancaman ini dipicu oleh komentar Menteri Keuangan Amerika Scott Bessent yang mengisyaratkan kerja sama dengan Uni Eropa dalam meningkatkan sanksi guna meruntuhkan ekonomi Moskow.
Bessent membahas kemungkinan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dalam sebuah wawancara di acara “Meet the Press” NBC News awal pekan ini. “Kami siap meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Namun, kami membutuhkan mitra Eropa kami untuk mengikuti kami,” ujarnya.
“Karena jika AS dan Uni Eropa melakukan ini bersama-sama, kita sekarang berada dalam persaingan antara, bisakah, berapa lama militer Ukraina dapat bertahan versus berapa lama ekonomi Rusia dapat bertahan?” paparnya.
“Dan jika AS dan Uni Eropa dapat turun tangan, menerapkan lebih banyak sanksi, tarif sekunder terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia, ekonomi Rusia akan benar-benar runtuh. Dan itu akan membawa Presiden Putin ke meja perundingan,” imbuh dia.
Solovyov, seorang presenter di televisi pemerintah Rusia merespons komentar Bessent dengan ancaman serangan nuklir Rusia terhadap AS. Video komentar ancamannya telah diunggah online oleh Julia Davis, seorang jurnalis yang secara rutin menerjemahkan dan membagikan klip dari media Rusia.
“Dia berkata, ini pertanyaan tentang mana yang akan runtuh lebih dulu, ekonomi Rusia, setelah semua sanksi dijatuhkan, atau Angkatan Darat Ukraina. Entah kenapa, dia berpikir bahwa jika semua sanksi yang mungkin dijatuhkan terhadap kami, kami akan duduk di meja perundingan,” katanya.
“Kami akan menyerang dengan senjata nuklir kami, dan hanya itu,” ujarnya. “Kami akan melancarkan serangan, dan hanya itu,” paparnya, yang dilansir Newsweek, Kamis (11/9/2025). Solovyov yakin Eropa sedang bersiap untuk perang melawan Rusia.
“Dan Moskow harus bertempur dengan keras dan dahsyat,” imbuh dia. Komentarnya muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Eropa Timur ketika 19 pesawat nirawak Rusia melanggar wilayah udara Polandia dalam serangan Selasa malam di Ukraina Barat, menurut Perdana Menteri Polandia Donald Tusk.
Polandia secara resmi menerapkan Pasal 4 NATO, dengan alasan ancaman keamanan nasional. Menurut militer Polandia, jet tempur siluman F-35 Belanda ikut membantu menembak jatuh drone-drone Rusia tersebut. Namun Kremlin membantah bahwa drone-drone Rusia telah melanggar wilayah udara Polandia.