Oleh : Sutoyo AbadiĀ
KNews.id – Jakarta, Demokrasi itu sistem yg di tolak oleh socrates, plato, aristoteles karena membuat yunani kuno jadi berantakan. Dalam masa yang panjang malah dipungut lagi dari tempat sampah oleh kaum illuminati Indonesia gelap, dipuja puji oleh yang mengaku sebagai pejuang intelektual gombal.
Inilah sejarah hitam sampah itu di mangsa bangsa ini dengan dalih perubahan demokrasi, berselingkuh, bersekutu dan ijab qobul dengan reformasi.
Pada tahun 2002 ahir dari sebuah tragedi Pancasila dan UUD 45 ( asli ) di ganti dengan UUD 2002, dengan dalih reformasi, di puja puja, bahwa anak haram demokrasi ala Yunani kuno dianggap sebagai Tuhan.
Sampai saat ini Indonesia masih pingsang, belum juga sadar, pulih kesadaran dan ingatannya bahwa bangsa ini telah kena laknat karena melanggar dan menabrak pesan sakral para leluhur pendiri bangsa ini.
Reformasi tak lebih ajang āganti bajuā dari rambu rambu bangsa yang berdasarkan Pancasila dan UUD (asli) ganti baju baru kapitalis. Saat itulah bangsa ini telah keluar dari Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Bersamaan munculnya generasi baru yang buta sejarah karena sejarah perjuangan para pendiri bangsa sengaja di tutup rapat dan diganti dengan generasi tolol dengan paham ajaran Kapitalis ala Oligarki.
“Generasi ini saat ini, telah berubah menjadi generasi penjilat, tanpa rasa malu sangat memuakkan, menjijikan terus berteriak sebagai angkatan ’98 dll. Sangat mungkin mereka adalah kader PKI yang mangrotingal menunjukkan siapa mereka sebenarnya.”
Mereka memang sejak awal hanyalah kaum binaan yang disusupkan ke dalam gerakan mahasiswa Reformasi 98 sebuah generasi Trojan Horse yang baru sekarang menunjukkan wajah aslinya.
Mereka berhasil menyusup, meneriakkan āReformasi!ā, hanya untuk menunggu waktu yang tepat untuk menunjukkan siapa sebenarnya majikan mereka, untuk menghancurkan Bangsa Indonesia.
Mereka masih hidup sedang menjalankan ritual menjilat dan memanjat sebuah tarian klasik para pengincar kekuasaan. Nilai-nilai idealisme yang dulu mereka suarakan kini tak lebih dari dagangan murahan untuk mengamankan posisi di lingkaran elite.
Sungguh sebuah ironi yang sangat mahal, negara saat ini tanpa arah, di kelola generasi yang sikap mereka bukan hanya memalukan, tapi juga menunjukkan kebusukan moral yang luar biasa.
Mungkin kita mengira bahwa Reformasi adalah kemenangan rakyat, padahal ia hanyalah sebuah sandiwara panjang yang skenarionya ditulis oleh para pemain bayangan (Oligarki) Apakah Anda sedang bercanda, atau memang sejak awal anda adalah penghianat negara.
(FHD/NRS)