KNews.id- Kekayaan sumber daya alam di Indonesia seharusnya dapat menjadi peluang untuk mengembangkan sektor pertanian, sehingga dapat menopang kehidupan masyarakat. Akan tetapi, kenyataannya sektor pertanian di Indonesia masih kurang berkembang.
Dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional yang dilihat berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan sektor pertanian masih dikatakan rendah. Karena hanya berkontribusi sebesar 13 persen saja di tahun 2017.
Padahal, sektor ini memiliki potensi besar dalam mendorong produktifitas pangan. Selain itu, sektor ini bila dimaksimalkan, akan mampu menyerap 35 persen dari total tenaga kerja.
Sekelumit permasalahan yang mesti segera dientaskan oleh pemerintah adalah mengembalikan lahan-lahan untuk pertanian, regenerasi petani, mengangkat kesejahteraan petani, dan ketersedian benih dan pupuk.
Pada tahun 2017, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian telah menggelontorkan anggaran Rp27.891.237.373.822 guna memfasilitasi pupuk dan pestisida petani. Semoga dengan dukungan tersebut, benar-benar langsung dirasakan para petani.
Bahkan untuk tahun 2018, Pemerintah sudah menjanjikan akan mengalokasikan dana khusus untuk program perbenihan, yang nantinya petani mendapatkan benih-benih unggul gratis dari pemerintah.
Di sisi lain, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, mengklaim ketersediaan beras nasional di tiga bulan awal 2018 dalam kondisi yang aman. Jika memang geliat sektor pertanian sudah mulai bangkit, tentu publik berharap agar petani yang disejahterakan.
Kasus seperti adanya impor padi sudah tidak diperlukan, mengingat potensi Indonesia yang cukup besar dan mampu berdikari.(FT&Tim Investigator KA
