Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) ini berpikir bahwa politik Indonesia adalah politik yang berkeadaban, yaitu memiliki keluhuran sejak dari gagasan. Politik yang berakar pada kearifan lokal, dan bergaul dengan angin globalisasi sekaligus. Bukan politik hantam kromo yang tidak peduli siapa lawan siapa kawan, dan penuh dengan nuansa baku hantam.
Bangsa ini, sambungnya, tentu lelah jika diperhadapkan lagi dengan narasi kebencian dalam politik. Narasi yang mencoba membenturkan kepala-kepala dengan alasan suka atau tidak suka, tidak sepakat karena berbeda, adalah narasi barbar yang berkedok pengetahuan.