spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Sanksi Ekonomi Rusia, Kecemasan Masyarakat Dunia

Oleh: Nazar EL Mahfudzi, Pengamat Politik Internasional

KNews.id- Eropa dan Amerika mengahadapi situasi diplomatis, pernyataan Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire baru-baru ini mengatakan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan “perang ekonomi” melawan Rusia.

- Advertisement -

Namun dampak yang ditimbulkan dari ekonomi Eropa dan AS  merugikan negara-negara dari Mesir hingga Jerman, yang sangat bergantung pada gandum dan gas alam dari Ukraina dan Rusia. Mengapa Masyarakat Dunia Cemas Terhadap Sanksi Ekonomi Rusia?.

Terdapat argumentasi yang saling berhubungan untuk memiskinkan Rusia, antara lain :

- Advertisement -

Pertama , Sepertiga pasokan gas ke Eropa dan sekitar seperempat minyak berasal dari Rusia. Dampak dari pasokan gas membuat orang-orang di Eropa tidak punya cukup gas untuk memanaskan rumah mereka. Tagihan listrik pun akan sangat tinggi karena terbatasnya bahan bakar. Hal ini juga di ungkapkan parlemen Prancis dan kandidat Presiden. Marine Le Pen. Jika Uni Eropa (UE) melakukan embargo terhadap pasokan minyak Rusia, itu sama saja dengan ‘harakiri’.

Kedua  Menunda rencana bank-bank sentral di seluruh dunia untuk menaikkan suku bunga dan anjloknya harga saham dunia.

- Advertisement -

Ketiga Kenaikan harga minyak dan BBM berdampak juga terhadap warga AS karena harus membeli bahan bakar minyak lebih mahal,  selama akhir pekan, mencapai 130 dolar AS (Rp1.873.040) per barel. Sementara itu dalam 15 tahun terakhir, untuk pertama kalinya harga bensin di AS mencapai 4 dolar AS (Rp57.632) per galon.

Siapakah yang di untungkan dari perang ekonomi  Rusia Vs Amerika dan sekutunya?

Sanksi ekonomi terhadap Rusia sangat tercermin dari menurunya mata uang Rubel dan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di Rusia, sementara mata uang China / Yuan terus bersaing dengan USD, menjadi mata uang cadangan terbesar ketiga di dunia, setelah dolar AS dan Euro.

China sudah cukup siap dengan perang dagang vs Amerika, dapat melihat tahapan pembangunan ekonomi China :

Periode 1960-2021   GDP China, hanya 11 persen hingga  tahun 2019, telah membesar menjadi 67 persen lebih  dari kecil dari ekonomi AS terjadi selisih  AS- 22,675 (Globaltimes 2022).

Periode 2021-2030 China unggul paritas daya beli meninggalkan jauh GDP AS dengan jumlah 4 triliun dollar lebih (IMF 2021). Pada tahun 2022 tingkat kesejahteraan  pertumbuhan ekonomi Cina terbukti mencapai 8,1 persen, jauh lebih tinggi dari ekonomi AS yang hanya 5,7 persen (Sumber : Globaltimes 2022).

Maka dapat dipastikan Cina akan meninggalkan AS dalam capaian GDP, yakni pada tahun 2030, eskalasi sanksi ekonomi Rusia yang memicu penurunan pendapatan negara-negara Eropa dan AS beserta sekutunya.

Tanpa terjadi konflik Ukraina Vs Rusia, terjadinya pandemi  dalam dua tahun terakhir , sudah dapat memproyeksikan Cina akan melampaui GDP AS pada tahun 2028. (Sumber : Media Nikkei Asia,2020). (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini