KNews- Awal mula kejadian pada bulan Desember 2022, pihak telemarketing BNI menelepon saya dan menawarkan produk asuransi. Beberapa kali saya tolak, tapi berikutnya ia memaksa dan terus memaksa, dengan berbicara menjelaskan produknya dengan cepat, yang saya tidak mengerti bahasannya (mungkin dia sendiri yang tahu maksud penjelasannya).
Singkatnya, setelah saya bilang tidak setuju karena saya sudah punya asuransi sendiri dari perusahaan, pada bulan Januari 2023 ada tagihan masuk premi sebesar Rp3.800.000-an. Padahal saya gak melakukan transaksi dan mengambil manfaat apa pun.
Yang membuat saya kecewa, kok pihak BNI seenaknya membebankan langsung biaya premi sebesar itu ke tagihan kartu kredit tanpa konfirmasi dan tanda tangan saya? Apa kerjanya telemarketing itu memang seperti itu memanfaatkan keadaan nasabah yang dalam keadaan bingung serta tidak tahu yang dimaksud? Apa ini bentuk penipuan secara halus?
Bahkan untuk menutup asuransi itu pun sulit dan ruwet sekali. Beda sekali saat penawaran awal asuransi dan tiba-tiba terdebit Rp3.800.000-an tanpa ada konfirmasi/tanda tangan saya. 3 hari berikutnya saya ajukan pembatalan, tapi diulur-ulur terus, dibuat susah sampai akhirnya terdebit. Sampai bulan ini, di bukti yang saya lampirkan masih ada pembayaran “Perisai Plus”.
Untuk kartu kredit pun, tiba-tiba dikirim ke rumah atas nama istri, adik, dan ibu saya. Padahal tidak ada pengajuan sama sekali (terlampir namanya pada tagihan kartu kredit saya di atas). Mereka semua tidak pernah mengajukan kartu kredit, tapi kok di situ tertera namanya? Apa sampai segitunya mengejar target?
Hati-hati untuk nasabah lainnya, jika ada penawaran asuransi bentuk apa pun dari BNI. Karena bukan hanya saya, kawan saya juga ada korbannya. Semoga bisa dijadikan pelajaran dan hikmah bagi nasabah BNI yang lain, terkait kartu kredit BNI dan asuransi BNI Life.
Terima kasih. Hormat saya, (RZ/MK)
