KNews.id – Jakarta, Dua ahli IT dan juga pakar Digital Forensik yakni Rismon Hasiholan Sianipar dan Josua M Sinambela saling adu bukti soal isu skripsi Jokowi asli atau palsu. Dalam uraiannya di media sosial, Rismon dan Josua sama-sama menunjukkan bukti soal skripsi Presiden ke-7 Republik Indonesia itu.
Rismon menyebut bahwa skripsi Jokowi adalah palsu, sementara Josua meyakini skripsi Jokowi asli. Bahkan Josua membantah deretan bukti yang disampaikan Rismon terkait dengan dugaannya soal skripsi Jokowi palsu.
Tak cuma mengurai bantahan, Josua juga memperlihatkan wujud skripsi dari lulusan UGM tahun 1980-an atau rekan sejawat Jokowi. Sebab diakui Josua, ia sempat mendokumentasikan momen saat mengecek sendiri skripsi Jokowi dan rekan sejawatnya di tahun 1980-an di perpustakaan UGM.
Untuk diketahui, Josua M Sinambela adalah mantan dosen UGM dan juga lulusan dari UGM.
Berikut adalah bahasan dari dua ahli IT soal skripsi Jokowi:
Hal pertama yang dibahas terkait skripsi Jokowi adalah perihal font di dalamnya. Dalam tayangan Youtube Abraham Samad, Rismon menyebut skripsi Jokowi dipastikan palsu lantaran adanya kejanggalan di lembar pengesahan skripsinya.
Rismon menyoroti perihal font Times New Roman di lembar pengesahan skripsi Jokowi. Kata Rismon, di tahun kelulusan Jokowi yakni 1985, font Times New Roman belum ada.
“Di skripsi itu ketika ditunjukkan Dekan Fakultas Kehutanan UGM, skripsinya dibuka lembar pengesahannya, saya intip, saya uji frame demi frame, saya lakukan pengujian font identification, dan itu Times New Roman yang belum ada pada tahun 1985. Makanya ini confirm 100 miliar persen palsu (skripsi Jokowi),” ungkap Rismon.
Lebih lanjut, Rismon menyebut bahwa font tersebut baru ada di tahun 1990-an.
“Karena evolusi teknologi memiliki catatan waktu, terikat pada ruang dan waktu. Jadi teknologi yang belum lahir tidak mungkin bisa dipakai pada tahun 1985 karena belum ada. Itu dibeli lisensinya font itu dibeli Microsoft dan Adobe tahun 1992. Bagaimana mungkin font yang ada di 1992 itu dipakai di tahun 1985,” ujar Rismon.
Lantaran bukti tersebut, Rismon meyakini skripsi Jokowi palsu, sama seperti ijazahnya.
“Kalau skripsinya palsu terutama lembar pengesahannya palsu, maka ijazah pasti palsu. Karena tidak mungkin seseorang mendapatkan gelar sarjana tanpa pernah ujian skripsi,” pungkas Rismon.
Terkait dengan argumen yang diurai Rismon itu, Josua menjawabnya dengan bukti lain. Josua menyebut bahwa font Times New Roman sejatinya sudah ada sejak tahun 1930-an. Josua bahkan membeberkan bukti bahwa font Times New Roman nyatanya sudah dipakai di tahun 1985 dan digunakan oleh rekan sejawat Jokowi di skripsi mereka.
“Font “Times Roman” atau “Times New Roman” sudah ada sejak tahun 1930-an. Font tersebut sudah umum digunakan pada tahun 1980-an, termasuk oleh jasa percetakan-percetakan di sekitar Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebagai referensi hampir semua buku terbitan 1985 disini : https://repositori.kemdikbud.go.id/view/year/1985.html menggunakan “Times New Roman”,” tulis Josua M Sinambela dalam akun Facebook-nya.
Hal itu bisa terjadi karena mereka lulusan UGM tahun 1980-an itu sama-sama mencetak skripsinya di percetakan yang sama yakni Perdana.
“Di perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, skripsi milik Joko Widodo beserta skripsi teman-teman satu angkatannya masih tersimpan dengan rapi. Skripsi milik Joko Widodo dan banyak alumni fakultas kehutanan di tahun 1980-an menggunakan jasa pengetikan/percetakan/penjilidan buku skripsi bernama “PERDANA”, ditunjukkan dari pembatas buku skripsi yang masih digunakan pada banyak buku skripsi terbitan tahun 80-an khususnya Fakultas Kehutanan.
Buku Skripsi yang dijilidkan di “PERDANA”, menggunakan font yang sama pada halaman depan/judul hingga halaman pengesahan. Sedang isi skripsi semua menggunakan mesin tik,” ujar Josua.
Soal typo dan tulisan ‘tesis’ di skripsi
Berikutnya, hal kedua terkait skripsi Jokowi yang disorot adalah perihal adanya tulisan tesis di skripsi miliki teman sang presiden.
Hal itu diulas oleh Rismon.
Diakui Rismon, ia sempat bertemu dengan pria yang mengaku teman kuliah dan lulus bareng Jokowi. Berani menunjukkan skripsinya, pria bernama Saminudin itu justru disebut janggal oleh Rismon.
“Saya direkomendasikan untuk melihat, ini ada temannya atas nama Saminudin Baruri, dia bawa skripsi yang diakui punyanya. Pada saat kita lihat, saya tanya ini teknologi font-nya kok canggih. Katanya enggak tahu, pokoknya data kita kasih ketikan manual kita pergi ke percetakan. Mata saya kan langsung melihat lekukan itu, kok bisa (font-nya canggih). Terus saya foto (skripsi teman Jokowi),” kata Rismon.
Hal janggal yang dimaksud Rismon adalah perihal adanya tulisan ‘tesis’ di lembar skripsi teman Jokowi itu. “Ternyata pada saat keluar, kami podcast, saya baca lagi di situ, (ada tulisan) ‘tesis’. Bukan skripsi. Tesis ya S2 formatnya di Indonesia,” pungkas Rismon.
Perihal kejanggalan yang disebutkan Rismon itu, Josua kembali menentangnya. Josua menyebut bahwa kesalahan penulisan di skripsi era dulu biasa terjadi.
Bukan cuma itu, Josua juga memperlihatkan perbandingan skripsi Jokowi dengan lulusan UGM lain di tahun 1980-an. Ternyata dari foto dan video yang dibagikan Josua itu terlihat lembar pengesahan di skripsi Jokowi dan rekan-rekannya itu memiliki huruf yang sama.
Namun ketidakselarasan antar skripsi hingga typo juga ditemui di skripsi lulusan UGM lainnya di tahun 1980-an. Terlihat Josua memotret dan memeriksa lebih dari lima skripsi untuk membuktikan kesamaan skripsi Jokowi dengan lulusan UGM lain. Berani mendebat bukti yang dimiliki oleh Rismon, Josua punya alasan kuat.
Ternyata Josua gusar karena hasil dokumentasinya saat memotret dan memvideokan skripsi Jokowi justru diklaim oleh Rismon.
“RHS (Rismon) ternyata menggunakan dokumentasi Video/Foto milik saya yang pernah saya kirimkan ke dia, dengan menampilkan beberapa skripsi saja hanya untuk pembenaran asumsi asumsi liarnya dan diaku-aku miliknya.
Salah satunya Video berjudul “Saya Lihat Sendiri yang Katanya Skripsi JKW ” bisa dicek disini : https://www.youtube.com/watch?v=_2VzzvK_OFw . Saya bisa pastikan dia tidak pernah melihat skripsi jokowi dan teman teman seangkatan sebelum tanggal 15 April di UGM. Semua foto, video dokumentasi yang saya lakukan masih dilengkapi metadatanya, dan tersimpan di HP Pribadi dan Memory Camera Canon saya,” pungkas Josua.
Terakhir, Josua pun mengurai kesimpulan terkait argumen Rismon soal skripsi Jokowi palsu. Menurut Josua dan bukti yang ia temukan, bukti yang dimiliki Rismon dan rekannya tidak berdasar. “Diperlukan kehati-hatian dalam menerima klaim-klaim yang tidak berbasis pada prosedur forensik yang valid dan terverifikasi,” kata Josua.