KNews.id – Moscow, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Rusia tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata dengan Uni Eropa (UE). Dia berbicara setelah Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk mendesak blok tersebut untuk meningkatkan pengeluaran militernya.
Tusk pada hari Rabu menuduh Moskow memulai perlombaan senjata baru dan bersikeras Eropa Barat harus menanggapinya. “Perang, ketidakpastian geopolitik, dan perlombaan senjata baru yang dimulai oleh (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah membuat Eropa tidak punya pilihan,” ujar Tusk di media sosial.
Berbicara kepada wartawan pada hari Kamis, Peskov mengatakan sangat disesalkan mendengar pernyataan tersebut. “Mereka tidak akan menang melawan kami karena kami tidak akan bermain dengan mereka; kami akan sibuk memastikan kepentingan kami sendiri,” tegas dia.
“Kami menyesalkan pernyataan konfrontatif, bahkan militeristik, yang datang dari Warsawa dan Paris, yang menunjukkan Eropa belum menyesuaikan diri dengan dinamika baru antara Moskow dan Washington,” papar Peskov.
Namun, dia tidak mengesampingkan para pemimpin Eropa pada akhirnya akan “merasakan ke arah mana angin bertiup.” Perdana Menteri Polandia lebih lanjut mengklaim, “Eropa harus siap untuk perlombaan ini, dan Rusia akan kalah seperti Uni Soviet 40 tahun lalu,” dengan alasan UE akan mempersenjatai dirinya lebih cepat daripada Rusia.
Komentar Tusk mengikuti pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidatonya kepada negara tersebut pada hari Rabu yang mengklaim Rusia merupakan ancaman bagi UE.
Macron mendesak blok tersebut meningkatkan pengeluaran pertahanan dan menyarankan memperluas payung nuklir Prancis ke negara-negara UE lainnya. Pada hari Selasa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengusulkan kenaikan pengeluaran pertahanan yang besar.
Sebagai bagian dari ‘ReArm Europe Plan’, blok tersebut akan menghabiskan sekitar USD840 miliar untuk pertahanan, dua kali lipat total pengeluaran pertahanan UE pada tahun 2024. Seruan para pemimpin Eropa tersebut muncul saat pemerintahan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengisyaratkan perubahan kebijakan besar, mendesak negara-negara Eropa memimpin pertahanan mereka sendiri, serta dalam mendukung Kiev.
Bulan lalu, Kepala Pentagon Pete Hegseth mengatakan Washington bermaksud memfokuskan kembali prioritas militernya untuk melawan China. Dia memperingatkan UE agar tidak berasumsi pasukan Amerika akan tetap berada di wilayah tersebut tanpa batas waktu.
Moskow telah menolak tuduhan mereka menimbulkan ancaman militer bagi Eropa, mengutuk pernyataan Macron sebagai “sangat konfrontatif.” Presiden Rusia Vladimir Putin menolak klaim Barat tentang serangan Rusia yang akan segera terjadi sebagai “omong kosong” dan menuduh para pemimpin Eropa membesar-besarkan ancaman untuk membenarkan pengeluaran militer yang lebih tinggi.
Putin sebelumnya menegaskan kembali bahwa Rusia tidak tertarik terlibat dalam perlombaan senjata tetapi menekankan Moskow akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanannya sendiri dan keamanan sekutunya.