KNews.id – Jakarta, Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Pengarah Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Letnan Jenderal Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin melaporkan luas lahan sawit yang kembali dikuasai negara kepada Presiden Prabowo Subianto. Lahan sawit tersebut kembali dikuasai negara karena sebelumnya diduga melanggar hukum.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan laporan itu disampaikan Menteri Sjafrie kepada Prabowo dalam rapat koordinasi terbatas dengan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Kertanegara, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025. Prasetyo mengatakan, Sjafrie mendapat tugas menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo perihal lahan sawit yang dikembalikan secara periodik kepada negara. Namun, Prasetyo tidak menjelaskan secara detail luas lahan sawit itu.
“Sjafrie memberikan laporan kepada presiden mengenai jumlah luasan sawit yang sudah dikembalikan kepada negara, karena dalam prosesnya lahan tersebut diduga melakukan pelanggaran-pelanggaran,” kata Prasetyo dalam keterangan melalui video resmi yang dibagikan Sekretariat Presiden pada Kamis, 16 Oktober 2025. Dalam rapat koordinasi ini, Prasetyo mengatakan, Presiden Prabowo mendengarkan update laporan dan sejumlah kendala pelaksanaan program pemerintah dari anak buahnya.
Pada rapat itu pula, Presiden Prabowo mendengarkan laporan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai sejumlah aturan keuangan. Presiden menyatakan ingin terus-menerus mereview sejumlah peraturan mengenai masalah keuangan, termasuk aturan devisa hasil ekspor.
Presiden Prabowo ingin aturan itu disempurnakan sehingga berjalan optimal. “Untuk sekali lagi terus dilakukan penyempurnaan agar yang diharapkan dari diberlakukannya aturan ini dapat berjalan dengan optimal,” kata dia. Selain itu, Prabowo membahas perkembangan peningkatan pajak dan ada peningkatan.
Prasetyo mengatakan, Kepala Negara juga menerima laporan soal pangan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Prabowo, kata dia, ingin memastikan pangan dalam kondisi aman. Prabowo memerintahkan Amran mencari skema untuk memastikan ketersediaan pupuk.
Bila memungkinkan, Presiden meminta Amran merevitalisasi sejumlah pabrik pupuk. “Sehingga jauh lebih efisien dengan harapan akan dapat menurunkan harga pupuk. Harapannya tentu akan meringankan para petani,” kata dia.
Kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) sekaligus Kepala Badan Industri Mineral Brian Yuliarto, Presiden Prabowo memberikan tugas khusus untuk meneliti dan menciptakan teknologi yang mendorong swasembada energi dan pangan, di antaranya teknologi bibit dan teknologi di bidang mineral. “Termasuk turunan-turunannya dari sumber daya alam-sumber daya alam mineral,” kata dia.
Sekretaris Kabinet Letnan Kolonel Teddy Indra Wijaya sebelumnya mengatakan Prabowo memerintahkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyiapkan lebih dari 2.000 orang terbaik Indionesia. “Agar dalam waktu dekat ini siap bekerja di sektor-sektor strategis, baik di BUMN maupun perusahaan swasta nasional,” kata Teddy keterangan resmi dari Biro Pers Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden, Kamis, 16 Oktober 2025.



