spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Rantai Komando Militer Soeharto, Penumpasan G30S PKI dan Simpatisannya di Indonesia!

KNews.id- Gerakan 30 September (G30S) PKI merupakan peristiwa kelam di Indonesia yang terjadi pada 1 Oktober 1965 dini hari. Teror G30S diawali dengan penculikan tujuh jenderal Angkatan Darat (AD), termasuk Panglima AD, Jenderal Ahmad Yani. Enam jenderal dan satu perwira (yang salah tangkap) dieksekusi mati oleh G30S PKI.

Ketujuh jenazah kemudian dimasukkan ke sebuah sumur yang kini dikenal sebagai Lubang Buaya. Saat G30S PKI menguasai RRI dan Lapangan Merdeka pada 1 Oktober 1965, Mayor Jenderal Soeharto mengambilalih komando AD.

- Advertisement -

Menurut buku Dr Jess Melvin berjudul “The Army and the Indonesian Genocide: Mechanics of Mass Murder”, Soeharto melancarkan beberapa rantai komando militer untuk menumpas G30S PKI dan simpatisannya.

Rantai Komando Militer Jenderal Soeharto

- Advertisement -

Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Mayor Jenderal AD mengambilalih kekosongan pimpinan di Angkatan Darat dan mengabaikan otoritas Soekarno. Pada 1 Oktober 1965 saat G30S PKI menguasai RRI dan Lapangan Merdeka, Soeharto mengirim telegram kepada komandan militer daerah bahwa terjadi kudeta di Ibu Kota.

Perintah ini kemudian disusul dengan instruksi yang dikirim oleh Komandan Mandala I Sumatera, Mokoginta, yang mengatakan komandan militer harus menunggu perintah lebih lanjut. Kemudian, pada malam hari 1 Oktober 1965, Soeharto menyatakan kepemimpinan militer telah berhasil mengendalikan situasi.

- Advertisement -

Mokoginta kemudian memerintahkan agar semua anggota TNI harus tegas dan tuntas memusnahkan G30S PKI sampai ke akar-akarnya. G30S PKI yang dimaksud adalah semua yang diduga terlibat dalam kudeta G30S PKI di Jakarta dan simpatisannya yang tersebar di seluruh Indonesia.

  1. Sumatera

Komando militer di Sumatera telah diaktifkan sejak 1 Oktober 1965 untuk memberlakukan darurat militer. Para pimpinan militer menggunakan KOTI, Kolaga dan komando daerah, di bawah kepemimpinan Mokoginta di seluruh Sumatera. Militer memerintahkan warga sipil untuk berpartisipasi dalam kampanye militer mulai 4 Oktober 1965. Penumpasan G30S PKI di Sumatera dimulai pada tanggal 7 Oktober 1965. Soeharto kemudian mendirikan “Ruang Perang” di Aceh pada 14 Oktober 1965.

  1. Jawa dan Bali

Militer mengoordinasikan serangannya melalui komando Kostrad dan RPKAD untuk wilayah Jawa dan Bali. Wilayah Jawa dianggap telah didominasi oleh simpatisan G30S PKI. Satu-satunya tempat di mana komando militer lokal keluar untuk mendukung G30S PKI secara nasional adalah di Jawa Tengah.

Perintah-perintah militer ini beroperasi sangat aktif dan kompak secara alami. Mereka juga mampu beroperasi secara independen dari komando Kodam setempat. Kostrad pertama kali digunakan untuk melakukan penumpasan G30S PKI di Ibu Kota, sebelum dikirim ke Jawa Tengah pada 18 Oktober 1965. Pada bulan Desember 1965, RPKAD pindah ke Bali.

  1. Kalimantan dan Indonesia Timur

Militer memiliki komando Mandala sendiri di Kalimantan. Komando Mandala ini di bawah komando KOTI dan Kolaga, seperti yang terjadi di Sumatera. Namun, meskipun komando Mandala II, di bawah Mayor Jenderal Maraden Panggabean, memiliki potensi operasional yang sama dengan Mandala I. Penumpasan G30S PKI dimulai di Kalimantan hingga Oktober 1967. Sementara penumpasan di Indonesia Timur dimulai sejak Desember 1965. (AHM/trbnws)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini