spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Problem Tes PCR

Oleh: Koran Neraca

KNews.id- Jika sedari awal pemerintah menyadari bahwa “duet” tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan program vaksinasi menjadi senjata pamungkas bagi Covid-19, niscaya paling lama setahun pandemi berakhir tuntas di Indonesia.

- Advertisement -

Pasalnya, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan ratusan triliun rupiah yang terdata dalam anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN). Artinya, bila saat itu pemerintah memutuskan melakukan tes PCR gratis terhadap beberapa juta orang yang berada di daerah rawan Covid-19, tentu hasilnya saat ini berbeda kontras.

Seperti diketahui, masyarakat kita yang harus melakukan tes PCR sebelumnya mengeluhkan mahal tariff hingga Rp 900,000. Angka ini kontras sekali dibandingkan dengan di India, yang cuma 1.800 rupee atau setara Rp 345.000, menurut the Indian Express. Bahkan Rehman Medical Service menawarkan layanan dengan diskon 20% untuk pelanggan Rehman Travel Service dan penumpang di 200 maskapai penerbangan, menjadi sekitar hanya Rp 97.000 per orang!

- Advertisement -

Di tengah peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini, alat tes PCR berperan penting dalam ekstraksi sampel, ternyata mengalami kerusakan di berbagai daerah. Kerusakan alat tes PCR yang terbaru terjadi di Laboratorium Universitas Andalas, Padang. Kerusakan alat PCR satu-satunya di Sumatera Barat itu menyebabkan pengujian sampel “lumpuh” hampir 50%, dari lima ribu menjadi tiga ribu sampel per hari.

Tidak hanya itu. Waktu tunggu hasil tes PCR juga molor, dari 1-2 dua hari menjadi 3-4 hari. Hal yang sama juga pernah terjadi di daerah lain seperti di Banten, Kepulauan Riau, Maluku hingga Papua. Dalam beberapa kasus, kerusakan alat akibat pemakaian yang “terus menerus”, menyebabkan pengujian sampel terhenti sementara.

- Advertisement -

Jika menyimak perbandingan tarif tes PCR  di Inggris misalnya, di negeri jiran itu harga yang dipatok berkisar antara 20 euro hingga 250 euro, atau Rp 300 ribu sampai Rp 4,2 juta. Adanya variasi harga tersebut bergantung pada jenis paket tes yang ditawarkan.

Tarif tes PCR di Thailand dipatok 4.900 baht atau Rp2,1 juta untuk masyarakat yang ingin melakukan tes pukul 9 pagi. Hasil tes bisa diambil sore harinya sekitar pk. 16.30. Bagi yang ingin melakukan tes pukul 10 dan 11 pagi serta 1 dan 2 siang, dibandrol 3.500 baht atau Rp 1,5 juta dengan hasil tes 24 jam kemudian.

Terakhir, pilihan waktu untuk tes PCR adalah antara pukul 2 dini hari hingga 9 pagi seharga 6.500 baht atau Rp 2,8 juta. Hasil tes bisa diambil keesokan harinya. Kisaran harga tersebut diinformasikan dalam laman resmi Rumah Sakit Internasional Bangkok, Thailand.

Negeri Jiran Malaysia juga memiliki tarif tes PCR beragam. Mulai dari 40 ringgit (Rp 136.000) hingga 150 ringgit, atau Rp 510.000. Hal itu disampaikan melalui laporan yang dipublikasikan oleh Portal Resmi Kementerian Kesihatan Malaysia.

Nah, tarif tes PCR di Indonesia sempat melambung di atas Rp 2 juta, namun kini menurun hingga Rp700.000-Rp900.000 di beberapa RS swasta, bahkan untuk hasilnya untuk sameday tarifnya lebih mahal lagi hingga Rp 1.250.000.

Syahdan, Presiden Jokowi memerintahkan Menkes Budi G. Sadikin untuk segera menurunkan tariff tes PCR menjadi kisaran Rp450.000-Rp550.000. Selain itu Jokowi juga meminta agar hasil tes PCR dikeluarkan secepatnya. Maksimal 1×24 jam, bisa diketahui hasilnya. “Selain itu saya minta agar tes PCR diketahui hasilnya maksimal 1×24 jam, kita butuh kecepatan,” tegas Jokowi dalam youtube Istana Kepresidenan (15/8).

Selain itu, Charta Politika mengeluarkan hasil rilis survei terbaru mengenai isu pandemi Covid-19 di Indonesia. Survei digelar Februari-Maret 2021 dengan melibatkan 1.200 responden melalui langsung ataupun telepon. Hasilnya, 51,4% responden menilai penanganan Covid-19 oleh pemerintah berjalan baik dan sangat baik. Sementara 45,6% responden merasa pemerintah buruk dan sangat buruk dalam penanganan pandemi.

Artinya, kalau pemerintah serius dan terkelola dengan professional dalam penanganan pandemi, kita optimistis kasus Covid-19 segera berakhir pada tahun ini. Sempga. (Ade)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini