spot_img
Kamis, Oktober 16, 2025
spot_img
spot_img

Prabowo Perlu Lawan Krisis Ekonomi Dengan Pola Kejar Jokowi

Oleh : Damai Hari Lubis – Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)

KNews.id – Jakarta, Ada sebuah solusi pemikiran hukum dan politik yang bisa membuat pembangunan di semua sektor di negara ini lancar, utamanya di sektor ekonomi, selanjutnya bakal berkembang positif di semua sektor, baik pembangunan politik dan hukum serta budaya, setidaknya akan membaik tidak bertambah parah dari kondisi saat ini.

- Advertisement -

Solusi dimaksud adalah Pemerintahan Presiden Prabowo menggunakan metode manuver politik praktis dengan pola ” One Way Ticket, yakni Adili Jokowi” sehingga menjelang dan saat proses hukum adili Jokowi, yang estimed amat banyak kejadian pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Jokowi yang bakal ditemukan, tentunya tempo penyidikan dan tuntutan yang splitsing juga otomatis bakal memakan waktu yang lama, hal ‘tempo’ ini merupakan sebuah kesempatan panjang bagi Kabinet Merah Putih dalam rangka berbenah menuju perbaikan ekonomi, sehingga saat gelar proses hukum Jokowi berlangsung satu kasus ke kasus lainnya, bisa membuat rakyat teralih isu, lalu lahirkan dampak positif dalam wujud ‘psikologis massa positif’, rakyat bangsa ini bakal pindah fokus oleh sebab siasah (politics) ‘ one way ticket’, rakyat menjadi cenderung melupakan kesulitan hidup yang mereka alami, dikarenakan rakyat merasa senang dan menang lalu terpuaskan batinnya sehingga euforia, keuntungan politik akan didapat oleh Pemerintahan Prabowo, oleh sebab banyak publik bangsa ini merasa keberpihakan Presiden Prabowo kepada rakyat, karena rakyat diberbagai lapisan sudah lama muak dan melawan serta sebagiannya memendam rasa benci akibat tingkah polah negatif Jokowi dan kroni, termasuk anak kandungnya; Gibran – Kaesang dan sang menantu Bobby, karena terindikasi perbuatan hukumnya sudah tercatat di KPK sebagai terlapor dan juga temuan adanya terkait adanya beberapa laporan, sehingga masyarakat banyak berharap negara dapat menghukum “dinasti Jokowi” juga termasuk kroni oligarki, yaitu para konglomerat sembilan naga.

Oleh karenanya, sambil euforia rakyat terus bergulir, terlebih pasca Jokowi mendapat vonis hukuman, atas segala perilaku 100 lebih kebohongannya, nepotisme, obstruksi hukum dan pembangkangan hukum (disobedient) dan perbuatan penyimpangan lainnya, maka diyakini Presiden RI Prabowo Subianto selain bertambah populer, pemerintahannya bakal dapat mengendalikan semua Sektor Sosial dan Politik, Pembangunan Ekonomi, Hukum dan Budaya.

- Advertisement -

Adapun metode satu ticket perjalanan yang berselimut psikologi politik (alih isu) pastinya bukan merupakan sebuah pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh penguasa (Pemerintahan Prabowo), justru sebaliknya sebuah tindakan pengabdian kepada hukum dan bangsa oleh pemimpin negeri terhadap terduga pelaku penyimpangan hukum, sehingga justru negara berlaku objektif di mata hukum dan bijaksana dari sisi politik.

Dengan kata lain wacana politik ‘karcis satu kali jalan’ ini bentuk due legal process, wujud implementasi pertanggungjawaban moral, serta kewajiban daripada fungsi tugas para aparatur untuk melakukan tindakan hukum kepada setiap orang yang melakukan pelanggaran dan atau kejahatan. Terlebih mengingat track record perilaku kepemimpinan Jokowi yang buruk (bad leadership) bahkan amoral.

Dan politik model mirip ‘wacana one way ticket’ pernah berhasil dilakukan oleh sebuah negara di benua Amerika yakni Mexico, dimana rakyat Mexico melupakan himpitan ekonomi yang mereka alami di era 1980 an. Sehingga sempat disebut Dekade yang Hilang”, ditambah lagi terjadi gempa bumi Kota Meksiko tahun 1985.

Dan puncak krisis moneter Mexico (fiskal dan ekonomi) yang terjadi pada tahun 1982 semakin parah disebabkan oleh ketidakmampuan negara Amerika Latin ini membayar utang luar negeri.

Maka dengan metode alih isu politik ekonomi ini, walau mengalami inflasi ekonomi yang sangat parah, Mexico memberanikan diri mengajukan negaranya kepada Fifa untuk menggantikan Negara Kolombia yang mengundurkan diri pada November 1982 lalu pada 1983 Mexico ditunjuk dan ditetapkan sebagai tuan rumah word Cup 1986.

Hasilnya, rakyat Mexico melupakan kesulitan hidup mereka demi mendukung negaranya menjadi tuan rumah piala dunia sepak bola Fifa 1986. Kemudian akhirnya Mexico dapat terlepas dari himpitan ekonomi bahkan ekonomi Mexico berangsur membaik di tahun 1990 karena pressure politik dari publik maupun oposan penguasa Mexico saat pra word cup menuju tahun 1986 itu mengendur drastis, lalu kesempatan euforia rakyat Mexico menjadi peluang pembenahan di sektor pembangunan ekonomi.

- Advertisement -

Maka sepertinya pola politik Mexico pada Tahun 1982 dapat diadopsi oleh Penguasa kontemporer, yakni one way ticket, sesuai ketentuan dan bukti hukum kejar dan adili Jokowi beserta keluarga dan kroninya !

(FHD/NRS)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini