Menurut Asih, permasalahan komunikasi politik ini akan turut mempengaruhi kinerja Wali Kota Solo.
“Karena permasalahan komunikasi politik yang tidak efektif, Mas Wali kurang fokus terhadap pembangunan berbasis pada kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Berdasarkan data Surakarta dalam Angka Tahun 2022 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo menunjukan angka kemiskinan pada tahun 2020 sebesar 9,03 persen dan pada tahun 2021 naik sebesar 9,4 persen. Capaian ini masih berada di bawah target RPJMD pada tahun 2021 ditargetkan sebesar 8,62 persen dan target pada 2022 sebesar 8,25 persen.
Dalam program pembangunan, Asih menyebut pembangunan masih fokus pada infrastruktur fisik.
“Namun dalam sisi non-fisik Masih banyak keluhan seperti tergusurnya pedagang di Taman Satwa Taru Jurug yang sampai saat ini terakomodir dengan adanya Solo Safari, atau polemik pembangunan Sentra mebel beberapa waktu yang lalu,” katanya.
