spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
spot_img

Pilpres Semakin Dekat, AS akankah Menyerang China?

KNews.id- Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China kian memburuk, terutama setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump melakukan tekanan maksimum dan intens terhadap Negeri Tirai Bambu. Tekanan itu merentang dari bidang politik, diplomatik, ekonomi, dan militer.

Gelombang anti-China di AS juga sudah mencapai batas yang tidak wajar, setelah AS secara tiba-tiba menuntut penutupan Konsulat Jenderal China di Houston. Sebagai pembalasan, China meminta AS untuk menutup konsulatnya di Chengdu.

AS di bawah Trump mengobarkan pertempuran ideologis melawan China. Secara khusus, pasukan pertahanan AS terus-menerus memprovokasi China dengan mengirimkan kapal laut dan kapal induk ke Laut China Selatan.

Manuver berbahaya oleh Angkatan Laut AS dapat memicu konfrontasi militer antara kedua negara. Provokasi dan ancaman terus-menerus oleh AS juga sangat mungkin berakhir dengan Negeri Paman Sam menyerang pulau-pulau dan terumbu karang yang dikuasai China.

Di sisi lain, Trump dikatakan tertinggal dalam pertarungan pemilihan presiden AS yang akan datang. Sebab terlihat kinerja Trump yang tak memuaskan, terutama dalam menangani pandemi virus corona baru penyebab Covid-19.

Guna ‘mengejar’ ketertinggalan itu, ada kemungkinan Trump akan mengambil langkah berbahaya dan memicu konflik bersenjata dengan China di Laut Cina Selatan sebelum November 2020 mendatang.

Berkenaan dengan operasi militer, AS terus memperluas operasi kapal dan pesawatnya di Laut China Selatan. Beberapa pesawat pengintai seperti RC-135, E-8C, dan P-8A terbang ke wilayah itu hampir tanpa henti pada Juni dan Juli. Pesawat pembom B-1B dan B-52H juga terbang di atas Laut China Selatan beberapa kali.

Bahkan, gugus tugas dua kapal induk AS mengadakan dua latihan militer di kawasan itu pada bulan Juli. Belum lagi “operasi navigasi bebas” yang tak terhitung banyaknya, yang dilakukan oleh kapal-kapal angkatan laut. Tidak mengherankan jika AS telah lama merencanakan untuk menyerang China. Ini memperlihatkan tanda-tanda AS dapat menyerang Kepulauan Spratly.

Sebelumnya pada 13 Juli lalu, berdasarkan hukum internasional, AS membuat pernyataan menolak kedaulatan dan hak maritim China atas Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

- Advertisement -

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam klaim China tentang Kepulauan Spratly yang disengketakan, dengan mengatakan China “tidak memiliki alasan hukum untuk memaksakan secara sepihak keinginannya terhadap kawasan itu.”

Pompeo mengatakan, AS, yang sebelumnya mengatakan tidak memihak dalam sengketa teritorial, membantah klaim China untuk perairan Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.

“Setiap tindakan (China) untuk mengganggu penangkapan ikan atau pengembangan hidrokarbon negara lain di perairan ini, atau untuk melakukan kegiatan seperti itu secara sepihak, adalah melanggar hukum,” kata Pompeo, dikutip dari The Eurasian Time.”Dunia tidak akan membiarkan China memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya.” (FHD)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini