KNews.id – Jakarta – Pidato Presiden Prabowo Subianto merespons deretan kasus keracunan akibat mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG) di Musyawarah Nasional ke-6 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuai sorotan.
Pasalnya, ucapan Prabowo soal kasus keracunan MBG sebanyak 0,00017 persen dinarasikan menyepelekan peristiwa tersebut.
Hal ini disebabkan beberapa ungguhan yang menambahkan kata ‘hanya’ sebelum 0,00017 persen, sehingga memunculkan kesan Presiden Prabowo menyepelekan kasus keracunan Program MBG.
Akun Instagram
@cekfakta.ri
yang diluncurkan Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meluruskan narasi yang dinilai termasuk Disinformasi, Fitnah, Kebencian (DFK).
“Beredar pemberitaan yang menyesatkan dengan menambahkan kata ‘hanya’ pada pernyataan Presiden Prabowo, sehingga seolah-olah beliau menyepelekan insiden pangan. Padahal, kata itu tidak pernah diucapkan Presiden,” tulis @cekfakta.ri dikutip, Rabu (1/10).
Dalam unggahan tersebut disampaikan faktanya dalam pidatonya di Musyawarah Nasional ke-6 PKS, Presiden Prabowo justru mengungkapkan ketidakpuasan atas adanya insiden pangan dan menegaskan seluruh program, termasuk MBG, harus mencapai standar zero accident.
Setelah kembali dari lawatan luar negeri, Prabowo juga langsung memanggil Kepala BGN dan Kabinet Merah Putih untuk evaluasi serta langkah korektif.
Respons Publik di Media Sosial
Kolom komentar akun @cekfakta.ri dipenuhi reaksi warganet yang menyoroti penyebaran hoaks.
“Bisa gak sih akun2 yg sering DFK itu cling ilang,” komentar @kunthi.nirmala.
“Banyak banget min akun2 DFK… buat deh undang2 untuk akun pemberitaan di media sosial. TV aja ada hukuman kalau salah, masa akun medsos seenaknya beredar,” tulis
@naznandham
.
Akun @lennypauline berpendapat agar penyebar hoaks ditindak tegas.
“Jika dibiarkan terus ga akan ada selesainya. TINDAK TEGAS PENYEBAR HOAX. Berapa persen rakyat rajin buka cek fakta?? Banyak yg cuma baca judul, langsung ngegas,” komentarnya.
“Sekali2 kasih efek jera buat akun2 yg share DFK,” komentar @jamaal_alll.
Akun @cekfakta.ri menegaskan pentingnya sikap kritis publik.
“Jangan biarkan kebohongan meracuni ruang publik. Berdirilah di atas fakta dan kebenaran, jadilah masyarakat yang kritis, cerdas, dan berani membela bangsa demi persatuan Indonesia,” tulisnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengakui adanya insiden keracunan pada program MBG yang disebut telah diterima 30 juta penerima manfaat.
“Sampai hari ini sudah menjelang 30 juta penerima manfaat, anak dan ibu hamil terima makanan. Ada kekurangan? Ya. Ada keracunan makanan? Iya,” kata Prabowo dalam pidatonya di Musyawarah Nasional ke-6 PKS, Senin (29/9).
Prabowo menyebut berdasarkan data, insiden keracunan tidak sampai satu persen dari total makanan yang dibagikan.
“Kita hitung dari semua makanan yang keluar, penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,00017 persen. Ini tidak membuat kita puas dengan itu, tapi namanya usaha manusia yang demikian besar dan belum pernah dilakukan dalam sejarah dunia,” ungkap Prabowo.