spot_img
Senin, Mei 6, 2024
spot_img

Pidato AH.Nasution di HUT TNI 1965 : Hari Angkatan Bersenjata RI Yang Selalu Gemilang, Tapi Kali Ini Di Hinakan

KNews.id – HUT TNI pada 5 Oktober 1965 menjadi peringatan terburuk sepanjang sejarah Indonesia. Pasalnya, pada HUT TNI saat itu bertepatan dengan pemakaman 7 Jenderal Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S PKI. Suasana gegap gempita yang biasanya mewarnai peringatan HUT TNI tiap tanggal 5 Oktober, tidak demikian di tahun 1965.

Justru yang terjadi suasana penuh haru melepas 7 Jenderal yang menjadi korban kebiadaban G30S PKI. Pidato di HUT TNI 1965 yang sangat menyayat hati pun dibacakan langsung Jendral AH Nasution saat pemakaman 7 Jenderal Revolusi di Taman Makan Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.

- Advertisement -

Berikut pidato lengkap Jenderal AH Nasution pada HUT TNI 1965 saat pemakaman 7 Jenderal Pahlawan Revolusi yang menjadi korban pembantaian dalam peristiwa G30S PKI.

Bismillahirrahmanirrahim.

- Advertisement -

Hari ini, hari Angkatan Bersenjata kita yang selalu Gemilang, tapi yang kali ini, hari yang dihinakan oleh fitnah, dihinakan oleh pengkhianatan, dihinakan oleh penganiayaan.

Tetapi hari Angkatan Bersenjata kita, setiap prajurit tetap rayakan dalam hati Sanubari kita dengan tekad kita. Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan.

- Advertisement -

Jendral Suprapto, Jendral Haryono, Jendral Parman, Jendral Panjaitan, Jenderal Sutoyo, Letnan Tendean, kami semua mendahului, kami semua yang kamu tinggalkan, punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas Angkatan Bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.

Kamu semua Tidak ada yang lebih tahu daripada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama-sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita. 

Saya tahu kamu manusia tentu ada kekurangan, ada kesalahan, kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua telat 20 tahun penuh memberikan semua Dharma baktimu, semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu, dan karena itu kamu biarpun hendak dicemarkan hendak di fitnah bahwa kamu penghianat, justru di sini kami semua saksi yang hidup, Kamu adalah telah berjuang sesuai dengan kewajiban kita semua, manakah akan keadilan kebenaran kemerdekaan, tidak ada yang ragu-ragu.

Kami semua sedia juga mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan.   Rekan-rekan, adik-adik saya sekalian, saya sekarang sebagai yang tertua dalam TNI yang tinggal bersama lainnya akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu. Menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruhnya ini.

 Sebagai pahlawan menghadaplah kepada asal mula kita yang menciptakan kita, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena akhirnya dialah Panglima kita yang paling tertinggi, dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita. Semua tetapi dengan keimanan ini juga kami semua yakin bahwa yang benar akan tetap dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah berkali-kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah dan saudara-saudara telah dibunuh.

Kita diperlakukan demikian, tapi jangan kita, jangan kita dendam hati, iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Iman kepadanya meneguhkan kita, karena dia perintahkan kita semua berkewajiban untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.

AH Nasution menjadi satu-satunya jenderal yang selamat dalam peristiwa kebiadaban G30S PKI 1965. Namun, meski ia berhasil selamat dengan melarikan diri dari rumahnya, sang anak Ade Irma Suryani, yang kala itu berusia 5 tahun menjadi korban timah panas pasukan Cakrabirawa. Tertembaknya Ade Irma Suryani putri bungsu Jenderal AH Nasution, seolah menjadi perisai sang ayah yang berhasil lolos dari kebiadaban G30S PKI saat itu.

Maka Tak heran, dalam rekaman video pemakaman 7 Jenderal Pahlawan Revolusi di Taman Makam Pahlawan, AH Nasution tak kuasa menahan kesedihan.   luka mendalam AH Nasution dalam pemakaman 7 Jenderal Pahlawan Revolusi pada 6 Oktober 1965, AH Nasution terlihat amat sedih, karena selain kehilangan 7 rekannya yang menjadi korban kebiadaban G30S PKI, ia juga harus kehilangan sang anak sebagai perisai dirinya.     (Zs/TV.1)

 

 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini