KNews.id – Jakarta, PT Pertamina Patra Niaga menyatakan telah membuka peluang kerja sama dengan Shell Indonesia untuk mengatasi kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Shell. “Prinsipnya, Pertamina sudah membuka kesempatan untuk negosiasi dan kolaborasi,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth Marcelino Verieza, melalui pesan tertulis, Ahad, 2 November 2025.
Namun, Roberth mengatakan pihak Shell menyatakan belum bisa bernegosiasi dengan Pertamina karena alasan internal perusahaan. Meski begitu, ia menegaskan bahwa Pertamina tetap membuka ruang kolaborasi dengan seluruh badan usaha swasta yang ingin bekerja sama.
Sebagai contoh, Roberth menyebut kolaborasi serupa telah dilakukan dengan BP-AKR (APR). Perusahaan tersebut kini telah menyelesaikan proses kerja sama dan kembali beroperasi menjual BBM di SPBU BP.
Terkait dengan alasan mengapa kesepakatan dengan Shell belum tercapai, Roberth meminta agar hal tersebut dikonfirmasi langsung ke perusahaan tersebut. Ia menambahkan Pertamina tetap terbuka bernegosiasi perusahaan migas asal Inggris itu.
Sebelumnya, Shell Indonesia mengonfirmasi hingga saat ini belum ada kesepakatan dengan PT Pertamina Patra Niaga perihal pasokan base fuel untuk produk bahan bakar minyak di jaringan SPBU mereka. Akibatnya, sejumlah SPBU Shell belum menyediakan produk bensin, seperti Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+.
“Pembahasan B2B terkait dengan pasokan impor base fuel terus berlanjut,” kata President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian melalui keterangan tertulis, Jumat, 31 Oktober 2025.
Menurut Ingrid, Shell terus berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lain untuk memastikan ketersediaan kembali produk bensin di semua jaringan SPBU Shell. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap menjunjung standar keselamatan operasional, prosedur pengadaan, dan kualitas bahan bakar tinggi sesuai dengan standar global Shell.
Meski produk bensin belum tersedia, SPBU Shell tetap beroperasi melayani pelanggan dengan produk Shell V-Power Diesel serta layanan lain, seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell. Informasi ihwal ketersediaan produk bensin akan diumumkan melalui situs web Shell Indonesia, layanan pelanggan, aplikasi Shell Asia, dan kanal media sosial perusahaan.
SPBU BP, Shell, dan Vivo mengalami kelangkaan BBM sejak pertengahan Agustus 2025. Namun, hingga saat ini, baru BP-AKR yang telah mencapai kesepakatan kerja sama pemenuhan pasokan dengan Pertamina.
Polemik kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta terjadi sejak pertengahan Agustus lalu. Kementerian ESDM menyebutkan kondisi ini disebabkan oleh kuota impor BBM swasta yang sudah habis. Pemerintah telah memberikan tambahan kuota impor BBM bagi SPBU swasta sebanyak 10 persen dibanding pada tahun lalu.
Untuk mengatasi hal itu, Kementerian ESDM dan Pertamina menggelar sejumlah pertemuan dengan pihak swasta agar SPBU swasta dapat mengimpor BBM melalui Pertamina. Perusahaan minyak negara itu masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34 persen atau sekitar 7,52 juta kiloliter.
“Semua perusahaan swasta sudah mendapat tambahan kuota 10 persen dari tahun sebelumnya. Contoh, kalau pada 2024 mereka dapat 1 juta kiloliter, pada 2025 menjadi 1,1 juta kiloliter. Jadi semuanya sudah kebagian,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada wartawan, Rabu, 17 September 2025.
Menurut Bahlil, jika perusahaan swasta membutuhkan pasokan lebih dari kuota yang sudah diberikan, solusinya adalah berkolaborasi dengan Pertamina. “Kenapa harus Pertamina? Karena Pertamina adalah representasi negara. Kita tidak bisa menyerahkan sepenuhnya hajat hidup orang banyak pada mekanisme pasar,” kata Bahlil.
Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan mekanisme satu pintu impor BBM melalui Pertamina dirancang untuk menjaga stabilitas pasokan sekaligus melindungi kepentingan masyarakat. “Kalau mau lebih, silakan melalui Pertamina. Pemerintah sudah menyalurkan kuota 110 persen itu kepada swasta. Tinggal bagaimana mereka bersinergi,” ucapnya.
Bahlil memastikan kebijakan tersebut tidak bermaksud menutup ruang bagi swasta. Kerja sama SPBU swasta dengan Pertamina, kata dia, bertujuan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan kebutuhan publik. “Semua tetap bisa berusaha, tapi harus ada keterjaminan pasokan yang menyangkut hajat hidup banyak orang,” ujar Bahlil.



