spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Waduh! Perang antara Rusia dan Ukraina Meluas ke Asia

KNews.id- Filipina memilih memihak pada militer Amerika Serikat (AS) jika konflik dengan Rusia atas krisis Ukraina meluas ke Asia. Tetangga Indonesia ini bahkan berjanji untuk menjadi tuan rumah bagi pasukan Amerika jika konflik berubah jadi perang panas.

Keputusan memihak itu dibuat Presiden Rodrigo Duterte. Itu disampaikan Duta Besar Filipina untuk Amerika Jose Manuel Romualdez kepada wartawan hari Kamis.

- Advertisement -

“Dukungan ini akan mencakup penggunaan aset Filipina tanpa batasan,” kata diplomat tersebut, mengutip komentar yang dibuat Duterte dalam pertemuan pekan lalu.

“Dia [Duterte] mengatakan jika mereka meminta dukungan Filipina, dia sangat jelas, jika ada desakan, Filipina akan siap menjadi bagian dari upaya, terutama jika krisis Ukraina ini meluas ke kawasan Asia,” kata Romualdez, yang dilansir Russia Today, Jumat (11/3).

- Advertisement -

“Dia menawarkan bahwa Filipina akan siap untuk membuka pintunya, terutama kepada sekutu kami Amerika Serikat, dalam menggunakan fasilitas kami, fasilitas apa pun yang mungkin mereka butuhkan.”

Meskipun AS dan sekutu NATO-nya telah memberlakukan sanksi ekonomi yang berat dan berusaha untuk mengisolasi Rusia atas serangannya terhadap Ukraina, mereka telah mencoba untuk menghindari perang yang lebih luas dengan Moskow.

- Advertisement -

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan terhadap intervensi yang akan dianggap perang langsung dengan Rusia, seperti mendeklarasikan zona larangan terbang di Ukraina. Duterte memiliki hubungan yang sulit dengan Washington sejak menjabat pada 2016, di mana dia mengkritik kebijakan AS dan berusaha menjalin hubungan yang lebih kuat dengan Rusia dan China.

Dia telah mengancam akan mengakhiri Perjanjian Pasukan Kunjungan Manila dengan Washington, yang memungkinkan pasukan AS untuk berlatih di negara Asia Tenggara itu, kemudian mundur tahun lalu setelah merundingkan paket bantuan yang lebih besar.

Duta Besar Romualdez mengatakan tawaran untuk mendukung pasukan Amerika dalam upaya perang melawan Rusia akan mematuhi perjanjian pertahanan bersama tahun 1951 yang mewajibkan AS dan Filipina untuk saling membela jika salah satu diserang oleh negara lain.

Di antara fasilitas yang mungkin berguna bagi Pentagon adalah pelabuhan Clark dan Subic Bay, di mana AS dulu memiliki dua pangkalan militer terbesar di luar negeri sebelum menyerahkannya ke Filipina pada awal 1990-an.

Menurut Romualdez, para pejabat AS telah menjadwalkan pertemuan keamanan di Gedung Putih dengan duta besar sekutu Asia Tenggara-nya untuk membahas sanksi yang dijatuhkan pada Rusia.

Presiden Joe Biden juga telah mengundang kepala negara Asia Tenggara untuk pertemuan pada 28 Maret. Duta Besar Filipina itu mengatakan Duterte mungkin tidak dapat hadir, sebagian karena musim pemilu Filipina yang memanas.

Pemilihan presiden dijadwalkan pada 9 Mei dan masa jabatan enam tahun Duterte dijadwalkan berakhir pada 30 Juni. Ferdinand Marcos Jr, putra mantan diktator negara itu, adalah calon presiden yang diunggulkan dalam persaingan.

Pasangannya adalah putri Duterte, Sara Duterte. Marcos Jr pekan lalu menyerukan Rusia untuk menghormati kedaulatan Ukraina setelah sebelumnya menuai kritik karena mengatakan dia tidak melihat perlunya Filipina memihak dalam konflik tersebut. (AHM/sindw)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini