KNews.id-Para Naga telah menguasai berbagai sektor di Indonesia termasuk masuk di bidang ekonomi, politik, hukum dan kebudayaan. Mereka juga membentuk komunitas tersendiri yang tidak mau bergabung dengan masyarakat lokal dengan membuat perumahan mewah dengan merampas tanah milik rakyat kecil.
“Para Naga membangun basis perumahan mewah, China Town di RW Teratai, Timur Jakarta, dan di Barat Jakarta Teluk Naga merupakan wujud kekuasaan. Sayangnya dalam Kawasan Mewah itu mereka tidak membeli tapi merampas milik warga, begitu juga di lahan perkebunan dan pertambangan,” kata penasihat Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Beathor Suryadi kepada redaksi keuangannews, Kamis (19/1/2023).
Menurut mantan tahanan politik era Soeharto, para Naga yang merampas tanah milik rakyat tidak membayar pajak ke negara.
“Para Naga tanpa membeli/AJB maka mereka pun luput dari bayar pajak tanah ke pemerintah. Begitu bunyi berkas data yang terkumpul dari berbagai konplik dan sengketa lahan tanah,” jelasnya.
Pernyataan Emha Ainun Najib (Cak Nun) dan Sutiyoso (Bang Yos) terkait para Naga, kata Baethor merupakan realitas yang ada di Indonesia. Keduanya mengingatkan ancaman nyata keberadaan para Naga di Indonesia.
“Ucapan yang spontan, jujur dan tulus adalah wujud kenyataan Bangsa Kita saat ini. Antony Salim anak Liem Sioe Liong, merupakan generasi kedua para Naga, mereka menikmati 77 tahun kemerdekaan bangsa ini,” ungkap Beathor. (Ach)
