spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

PD III, Diramal terjadi antara Rusia dan RRC?

KNews.id- Seorang pakar militer yang juga mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Dr John Callahan, mengatakan ada potensi perang dunia ketiga ditimbulkan dari perang antara China dan Rusia. Ia bahkan menyebut perang itu dapat melibatkan nuklir.

Kepada media Inggris, Express, Callahan mengatakan dalam sejarahnya ada sebuah wilayah Rusia yang sangat ingin dikuasai oleh China yakni Siberia. Pasalnya, Siberia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dan sebelumnya pernah masuk dalam kekuasaan Dinasti Qing.

- Advertisement -

Menurut Callahan, bila memang China meluncurkan serangan kepada Rusia, Moskow tak akan segan-segan untuk menembakkan senjata nuklirnya.

“Saya pikir Rusia tidak akan memiliki peluang melawan China tanpa menggunakan senjata nuklir. Terutama di daerah di mana mereka akan bertarung, yaitu Siberia. Rusia memiliki kemampuan yang sangat terbatas,” ujar ahli yang saat ini menjadi dekan di New England College di AS itu dilansir Selasa (12/7).

- Advertisement -

Dalam catatan sejarah, konflik antara China dan Uni Soviet terkait Siberia sendiri pernah terjadi pada 1969. Konflik itu terjadi di antara Provinsi Xinjiang milik China dan wilayah Siberia yang saat ini dikuasai Kazakhstan.

Callahan menambahkan bahwa dengan situasi yang terjadi saat ini dimana Rusia sedang bertempur melawan Ukraina, China bisa dengan mudah masuk kembali ke wilayah Siberia. Pasalnya, jarak antara Ukraina dan Siberia sangatlah jauh sehingga mobilisasi logistik tidak akan mudah.

- Advertisement -

“Katakanlah China menginvasi Siberia sekarang. Ada kemungkinan besar bahwa Rusia hanya akan memutar kunci dan meluncurkan nuklir,” tambahnya.

“Karena mereka harus benar-benar melepaskan diri dari Ukraina, dan entah bagaimana, pada sistem logistik menyedihkan mereka yang berderit, membuat pasukan mereka keliling dunia untuk melawan China.”

Saat ini sendiri hubungan antara Beijing dan Moskow masih terjalin dengan baik. Keduanya masih terus melakukan hubungan dagang meski Rusia saat ini jatuh dalam sanksi Barat.

Meski begitu, China belum pernah secara jelas mendukung aksi Rusia ke Ukraina. Sejauh ini, negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu hanya menyuarakan penentangannya terhadap sanksi ekonomi yang diterapkan negara Barat atas Moskow. (Ade/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini