spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Pakar Intelijen: Mahasiswa Banyak Menyukai Literatur Jihadisme Ketimbang Media yang Dimiliki Islam Moderat

KNews.id- Pakar intelijen dari Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menilai, dalam konteks perang informasi sekarang ini, kelompok Islam moderat tertinggal dengan kelompok-kelompok jihadis.Ridlwan mengatakan hal itu terlihat berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Ridlwan mengungkapkan, riset tersebut mengungkapkan kebanyakan mahasiswa menyukai literatur-literatur yang terkait Hizbut Tahrir dan kelompok jihadis ketimbang literatur yang bersifat tarbiyah atau pembelajaran.

- Advertisement -

Selain itu, berdasadkan riset dari NU Online, sambung Ridlwan, situs-situs jihadisme rangkingnya lebih tinggi dibandingkan dengn media-media yang dimiliki oleh kelompok Islam moderat.

Hal tersebut disampaikannya dalam Diskusi Online bertajuk Anak Muda dan Terorisme yang digelar Partai Solidaritas Indonesia pada Senin (5/4).

- Advertisement -

“Kalau teman-teman NU online bikin riset, situs-situs jihadisme rangkingnya lebih tinggi daripada media-media yang dimiliki oleh teman-teman Islam moderat. Saya bisa menyebutkan, kita punya datanya. Sebenarnya datanya itu sensitif karena itu data intelijen. Itu banyak link-link mereka yang narasinya adalah narasi-narasi jihad tetapi justru malah populer kliknya,” kata Ridlwan.

Ia menggambarkan ketertinggalan tersebut seperti sebuah kegiatan di restoran. Ibaratnya, kata dia, orang lapar yang masuk ke dalam restoran tidak menemukan menu moderasi beragama dari kelompok Islam moderat.

- Advertisement -

“Begitu dilihat menunya salafi jihadisme, tahriri, atau tarbiyah. Di situ tidak ada menu moderasi beragamanya Muhammadiyah, Islam tradisionalisnya NU. Jadi buku-buku yang keren, channel-channel Youtube yang keren itu malah di mereka,” kata Ridlwan.

Ridlwan menilai hal tersebut merupakan satu di antara sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena terorisme terus berulang hingha sekarang.

“Ini problem serius,” pungkasnya. (AHM/bcra)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini