spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Pak Bahlil, Apa Kabar Investasi Tesla untuk Mobil Listrik?

KNews.id- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia kembali bicara soal investasi kendaraan listrik di tanah air. Menurut dia, pemerintah saat ini fokus pada pengembangan industri kendaraan listrik beserta turunannya.

Bahlil bilang kalau itu sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mentransformasikan kegiatan perekonomian dari industri sektor primer menjadi industri berbasis nilai tambah. Ia mencontohkan komoditas nikel yang didorong untuk hilirisasi sampai dengan baterai mobil listrik.

- Advertisement -

“LG mulai ground breaking Maret akhir untuk 10 gigawatt pertama. Ini investasi LG, Hyundai, juga Posco, dengan ada satu perusahaan dari China, mereka lakukan kerja sama dengan BUMN Indonesia mulai dari proses tambangnya, smelternya, prekursornya, baterai mobil, sampai dengan recycle-nya. Inilah bentuk yang akan kita lakukan ke depan agar material ore kita tidak hanya dipakai memenuhi stok pabrik-pabrik mereka di luar negeri,” kata Bahlil dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Kamis (4/3) malam.

Selain LG yang memproduksi baterai mobil listrik, perusahaan baterai mobil listrik dari China CATL (Contemporary Amperex Technology) juga sudah masuk untuk produksi baterai terintegrasi dengan nilai invetasi US$ 5,2 miliar. Bahlil menambahkan perusahaan asal Jerman BASF (Badische Anilin und Soda Fabrik) juga sudah masuk untuk industri prekursor dan katoda. Lalu, bagaimana dengan Tesla Inc asal Amerika Serikat (AS)?

- Advertisement -

“Kemudian kalau Tesla itu bawah komando langsung Kemenko Marinves,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Bahlil bilang ada tiga sektor yang dikejar BKPM untuk mendapatkan permodalan baru guna meningkatkan industri nilai tambah. Mulai dari Industri kesehatan, industri otomotif, dan industri elektronik.

- Advertisement -

“Selain dari perkebunan pariwisata, dan lainya yang sudah disampaikan. Itu kita mendorong industri farmasi dan kesehatan di mana 90% obat bahan baku masih impor dan alat kesehatan juga 85% impor,” kata Bahlil.

“Sekarang kita beri kebijakan yang membangun industri kesehatan izinnya kita urus kita kasih insentif mereka membangun industri dalam negeri. Ini kita dorong abis-abisan,” tambahnya. (Ade)

 

Sumber: CNBCIndonesia

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini