KNews.id- Volume perdagangan antara China dan Timur Jauh Rusia pada tahun 2020 tumbuh 3,3% dibandingkan tahun sebelumnya, dan berjumlah $10,8 miliar, menurut Menteri Pembangunan Timur Jauh dan Arktik Rusia Aleksey Chekunov.
“China adalah mitra ekonomi utama Rusia di Timur Jauh,” kata menteri di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF) yang dimulai di Vladivostok Rusia pada hari Kamis.
“Kekuatan kemitraan (Rusia dan China) ini telah diuji oleh pandemi, yang berdampak negatif serius pada perdagangan luar negeri,” tambah Chekunov.
Kesepakatan telah dicapai antara Gazprom Neft, yang mengoperasikan 34 bandara di China, dan operator bahan bakar jet nasional China, setelah periode panjang pembicaraan mengenai perpindahan pembayaran dalam dolar AS. Namun, ini adalah pertama kalinya bagi bisnis bahan bakar penerbangan Rusia-China untuk mentransfer pembayaran ke mata uang nasional.
Menurut Dyukov, uji penyelesaian dalam yuan dan rubel menunjukkan efek ekonomi tambahan. Dyukov juga mengatakan perusahaannya dan operator China berencana untuk menggandakan total volume pengisian bahan bakar pesawat baik di Rusia dan China menjadi sekitar 250.000 ton pada tahun 2025.
Total volume stasiun pengisian bahan bakar pesawat Gazprom Neft di China meningkat menjadi 56,5 ribu ton pada semester pertama tahun ini. 2021, 12% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu dan 29% lebih tinggi dari 2019.m Omset perdagangan antara Timur Jauh Rusia dan China diperkirakan akan mencapai $20 miliar pada tahun 2024, katanya.
Menurut menteri, mengembangkan dan meningkatkan perdagangan luar negeri dan kegiatan bisnis antar kawasan merupakan area fokus penting bagi Komisi Kerjasama dan Pembangunan Rusia-China di Timur Jauh dan Wilayah Baikal Federasi Rusia dan China timur laut. Forum ekonomi tiga hari, yang berlangsung pada 2-4 September, diharapkan untuk menyambut tamu tingkat tinggi baik secara langsung maupun online. (AHM/klikangr)
