KNews.id – Jakarta – PM Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (21/2/2025) memerintahkan militernya untuk meningkatkan operasi di Tepi Barat yang diduduki. Perintah itu menyusul insiden ledakan tiga bus di dekat Tel Aviv pada Kamis yang menurut pihak berwenang Israel, ledakan diduga sebagai serangan teroris.
Pejabat Israel mengatakan, bom yang meledak di Israel itu mirip dengan yang digunakan kelompok bersenjata di Tepi Barat. Kantor perdana menteri mengatakan ia memerintahkan lebih banyak aktivitas operasional di Tepi Barat utara sebagai tanggapan atas ledakan bom tersebut.
Beberapa hari setelah gencatan senjata Gaza pada 19 Januari, Israel melancarkan operasi militer skala besar di Tepi Barat utara yang dijuluki “Tembok Besi”, yang mencakup beberapa kamp pengungsi di dekat kota Jenin, Tulkarem, dan Tubas.
“Kami memasuki benteng teroris, meratakan seluruh jalan yang digunakan teroris, dan rumah mereka. Kami melenyapkan teroris dan komandannya,” kata Netanyahu, dikutip dari kantor berita AFP pada Sabtu (22/2/2025).
Setidaknya 51 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, dan tiga tentara Israel telah tewas sejak serangan itu dimulai, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada Jumat, tembakan langsung dari pasukan Israel menewaskan seorang gadis berusia 13 tahun di kamp pengungsi Jenin.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, tembakan Israel juga menewaskan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di dekat kota Hebron di Tepi Barat selatan.
Sedangkan pada Kamis, seorang warga Palestina tewas ketika mobilnya ditabrak oleh kendaraan lapis baja di luar kamp Tulkarem, Gubernur Provinsi Abdallah Kamil mengatakan kepada AFP.
Netanyahu mengatakan tentara melakukan pekerjaan yang sangat penting melawan keinginan Hamas dan organisasi lainnya untuk menyakiti Israel.
Dia mengatakan Israel telah mengintensifkan serangannya selama setahun terakhir, bertempur di kamp-kamp yang dianggapnya sebagai tempat berlindung bagi kelompok bersenjata Palestina.
Di Tulkarem dan Jenin, tentara telah menghancurkan puluhan rumah dengan bahan peledak, membuka rute akses baru ke kamp-kamp yang dibangun dengan padat. Tak hanya itu saja, buldozer lapis baja telah mendatangkan malapetaka di kamp-kamp, membalikkan aspal, memotong pipa air, dan merobohkan fasad pinggir jalan.
Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Netanyahu menyerbu serta menyerang kamp tersebut.