KNews.id- Dilaporkan, Jepang sedang dalam pembicaraan untuk membuka kantor penghubung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama di Asia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Yoshimasa Hayashi.
“Kami sudah berdiskusi, tapi belum ada detail (telah) diselesaikan,” kata Hayashi kepada CNN International, Rabu (10/5).
Hayashi secara khusus mengutip invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu sebagai peristiwa yang berdampak jauh melampaui perbatasan Eropa, sehingga memaksa Jepang untuk memikirkan kembali keamanan regional.
“Alasan mengapa kami membahas tentang ini adalah karena sejak agresi Rusia ke Ukraina, dunia menjadi lebih tidak stabil,” katanya.
“Sesuatu yang terjadi di Eropa Timur tidak hanya terbatas pada masalah di Eropa Timur, dan itu memengaruhi secara langsung situasi di Pasifik ini. Itulah mengapa kerja sama antara kami di Asia Timur dan NATO (menjadi) semakin penting.”
Dia menambahkan bahwa Jepang bukan anggota perjanjian NATO, tetapi langkah tersebut mengirimkan pesan bahwa mitra blok Asia Pasifik itu terlibat dengan sangat mantap dengan NATO.
“Mengenai rencana untuk membuka kantor penghubung di Jepang, kami tidak akan masuk ke rincian pembahasan yang sedang berlangsung di antara sekutu NATO,” kata seorang juru bicara NATO dalam sebuah pernyataan.
Dia kemudian menambahkan bahwa NATO dan Jepang memiliki kerja sama jangka panjang.
Pembukaan kantor penghubung NATO di Jepang akan menandai perkembangan yang signifikan bagi aliansi Barat di tengah memperdalam garis geopolitik. Ini kemungkinan akan menarik kritik dari pemerintah China.
NATO memiliki kantor penghubung serupa di tempat lain termasuk Ukraina dan Wina. Kantor penghubung di Jepang akan memungkinkan diskusi dengan mitra keamanan NATO, seperti Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Reaksi RRC
China sebelumnya telah memperingatkan NATO yang memperluas jangkauannya ke Asia dan menanggapi dengan marah soal laporan pembukaan kantor di Jepang.
“Asia adalah tanah yang menjanjikan untuk kerja sama dan sarang untuk pembangunan yang damai. Itu seharusnya tidak menjadi platform bagi mereka yang mencari pertarungan geopolitik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam pengarahan pekan lalu.
“Dorongan dan campur tangan NATO ke arah timur dalam masalah Asia Pasifik pasti akan merusak perdamaian dan stabilitas kawasan.”
Meskipun Beijing telah mengklaim ketidakberpihakan dalam perang Ukraina dan tidak mengetahui niat Rusia sebelumnya, Beijing telah menolak untuk mengutuk tindakan Moskow. Sebaliknya, China menyalahkan NATO karena memprovokasi konflik tersebut. (AHM/cnbc)
