KNews.id- Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadiillah menyebutkan ada ratusan tenaga kesehatan (Nakes) di berbagai daerah belum menerima insentif. Hal ini katanya dialami sejak Januari 2021, dimana mereks keseluruhan menangani kasus covid-19.
“Yang jelas kita keluhannya banyak yang belum dapat (insentif). Ada ratusan lebih,” ujarnya, dalam keterangan resmi, kemarin.
Harif mengungkapkan, dari beberapa rumah sakit yang insentif tenaga kesehatannya ditanggung pemerintah pusat seperti Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, RS rujukan covid-19 Sulianti Saroso, dan RSUP Persahabatan. Sementara insentif rumah sakit lainnya ditanggung oleh pemda.
Ironisnya, para tenaga medis kini juga sedang menghadapi gelombang kedua pandemi covid-19 di Indonesia. “Bu Sri Mulyani (menkeu) dua minggu yang lalu mengatakan insentif tenaga kesehatan hanya terealisasi 5,7 persen oleh pemda,” jelasnya.
Selain itu jelas Harif, banyak rumah sakit yang mengalami masalah keuangan karena utang dari BPJS Kesehatan belum dibayarkan. Sementara rumah sakit harus terus melayani pasien dan berbelanja alat kesehatan.
Adapun saat ini, PPNI bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), organisasi dokter gigi, serta asosiasi Puskesmas mendesak pemerintah segera mengambil tindakan guna menyelamatkan fasilitas kesehatan dengan memberikan jaminan pembiayaan.
“Iya lah, bagaimana dia (fasilitas kesehatan) punya piutang dengan BPJS nggak turun-turun, sementara dia harus beroperasional,” tutupnya. (AHM/bcra)