spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Menyentil PSI, NasDem tepis Anggapan Anies Baswedan Intoleran: Tuduhan tidak Berdasar, Bentuk Propaganda!

KNews.id- PSI menyebut tak mungkin mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden karena berkaitan dengan sikap partai yang anti-intoleransi dan antikorupsi. NasDem, menyebut bahwa Anies sosok yang toleran.

“Kita bisa lihat tingkat akseptabilitas seorang Anies Baswedan ternyata cukup tinggi. Kan kita bisa lihat lewat perangkat-perangkat yang ada. Apakah Anies ditolak oleh komunitas minoritas? Nggak rasanya. Apakah Anies diskriminatif terhadap mereka? Kan tidak,” kata Ketua DPP NasDem Willy Aditya, saat dihubungi, Ahad (19/6).

- Advertisement -

“Sebagai seorang gubernur maupun pribadi, sosok Anies tidak menunjukkan hal-hal semacam itu. Dia juga justru bisa masuk ke semua golongan dan kelompok,” katanya.

Diketahui, Anies Baswedan masuk sebagai salah satu capres hasil Rakernas NasDem. Selain Anies, terdapat nama Ganjar Pranowo dan Jenderal Andika Perkasa. Kemudian, Willy juga menyebut Anies tidak tersandung dengan korupsi. Tidak ada yang membuktikan bahwa Anies terkena kasus korupsi.

- Advertisement -

“Demikian juga soal tuduhan korupsi. Kan ada lembaga antirasuah. Ada KPK, kejaksaan, dan kepolisian. Kalau memang ada kan tinggal dilaporkan saja. Kenyataannya kan tidak!” kata Willy.

Willy menyebut tuduhan terhadap Anies tidak mendasar. Baik soal Anies intoleransi maupun korupsi.

- Advertisement -

“Dari ukuran yang sederhana saja tuduhan teman teman PSI itu menjadi kurang berdasar. Di sisi lain, apa yang dilakukan oleh PSI menjadi semata soal propaganda saja. Semacam upaya labeling terhadap sosok tertentu yang dalam hal ini terhadap Anies,” katanya.

Willy malah menuduh PSI mengkotak-kotakkan. Seharusnya, PSI merangkul semua orang tanpa melabeli.

“Kalau PSI adalah partai yang toleran mestinya yang dilakukan adalah mengajak semua pihak untuk membangun iklim kehidupan sosial yang toleran, yang membuat siapapun jadi kewalahan untuk bersikap intoleran. Jangan malah menuduh si A atau si B intoleran. Labeling semacam itu selain terasa kekanak-kanakan juga membuat orang yang tadinya toleran malah bisa benar benar jadi intoleran,” ujarnya. (AHM/dem)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini