KNews.id – Teheran, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengutuk keras agresi Israel-AS terhadap negaranya, dengan mengatakan Republik Islam akan secara serius memperjuangkan haknya agar para agresor diakui. Selain itu, dia juga menegaskan Iran ingin mencari kompensasi di organisasi internasional.
Araghci menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Armenia, Ararat Mirzoyan, di mana kedua belah pihak bertukar pandangan tentang hubungan bilateral serta perkembangan terbaru di kawasan tersebut setelah agresi AS dan Israel terhadap Iran.
Melansir Press TV, diplomat tinggi Iran tersebut juga meminta masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna meminta pertanggungjawaban AS dan Israel atas agresi mereka terhadap kedaulatan nasional dan integritas teritorial Iran serta pelanggaran terhadap semua prinsip dan hukum internasional.
Menteri luar negeri Iran mengatakan Dewan Keamanan PBB harus mengakui Israel dan AS sebagai pemrakarsa agresi terhadap negara tersebut.
Aragchi berterima kasih kepada pemerintah Armenia atas sikapnya, dan menyampaikan rasa terima kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan masalah konsuler yang menyangkut warga negara Iran selama perang 12 hari yang dipaksakan terhadap negara tersebut.
Mirzoyan, pada bagiannya, menegaskan kembali kecamannya atas tindakan agresi AS dan Israel terhadap Iran dan menyambut baik penghentian permusuhan, yang akan mengarah pada stabilitas dan pengurangan ketegangan di kawasan tersebut.
Iran telah mendesak PBB dan Dewan Keamanan untuk mengutuk keras Israel dan AS karena melanggar kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya. Pada tanggal 13 Juni, rezim Israel melancarkan agresi yang melanggar hukum terhadap Iran, yang menyebabkan terbunuhnya banyak komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga biasa.
Iran membalas dalam waktu kurang dari 24 jam dengan rentetan rudal dan pesawat nirawak, dan menindaklanjutinya dengan serangkaian operasi balasan di bawah True Promise III.
AS memasuki perang atas nama Israel pada tanggal 22 Juni, ketika pesawat pengebomnya menghantam tiga lokasi nuklir Iran yang merupakan pelanggaran hukum internasional yang mencolok.
Sebagai tanggapan, Iran melancarkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, pangkalan udara militer AS terbesar di Asia Barat, dalam tindakan membela diri.