spot_img
Selasa, November 11, 2025
spot_img
spot_img

Menelusuri Aliran Minyak Indonesia

KNews.id – Jakarta 05 Oktober 2025 – Minyak bumi masih menjadi denyut nadi energi Indonesia. Selain menyuplai kebutuhan domestik, minyak juga menjadi sumber penting kas negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun sayangnya, kinerja lifting minyak bumi terus menurun dari tahun ke tahun.

Lifting minyak bumi adalah jumlah minyak mentah yang siap dijual dari kegiatan produksi. Sejak tahun 2015-2024 (realisasi sementara), lifting minyak bumi berkontribusi rata-rata 45,83% per tahun terhadap total PNBP sumber daya alam (SDA). Bahkan pada tahun 2015 sempat mencapai 47,53%, namun terus turun dan porsinya tersisa 34,05% pada 2024.

- Advertisement -

Setelah sempat menjadi negara pengekspor minyak dan masuk keanggotaan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC), lifting minyak Indonesia lebih sering tidak mencapai target. Bahkan pada tahun 2003, Indonesia resmi menjadi net importer minyak bumi, negara yang mengimpor lebih banyak minyak bumi daripada mengekspor komoditas tersebut.

Untuk menelusuri lebih jauh aliran minyak Indonesia, NEXT Indonesia menggunakan data TradeMap periode 2015–2024. Dari data ini, terlihat dari negara mana saja Indonesia mengimpor minyak, serta ke mana saja minyak produksi dalam negeri diekspor.

- Advertisement -

Selama periode 2015-2024, Indonesia lebih banyak mengekspor minyak mentah (kode HS 2709). Volumenya mencapai total 78,8 juta ton. Sementara ekspor minyak olahan (HS 2710) tercatat 27,36 juta ton.

Thailand menjadi negara tujuan utama ekspor minyak mentah Indonesia dengan total volume 20,7 juta ton, atau 26,21% dari total ekspor minyak mentah Indonesia pada periode 2015-2024. Jepang ada di tempat kedua, disusul Singapura, Tiongkok dan Australia. Sementara untuk minyak olahan (HS2710), Singapura adalah pengepul utama kiriman asal Indonesia. Volumenya selama 10 tahun tercatat 9,5 juta ton atau 34,69% dari total ekspor minyak olahan Indonesia.

Untuk impor, Indonesia paling banyak membeli minyak mentah dari Arab Saudi. Total impor dari Arab pada periode 10 tahun itu mencapai 43,48 juta ton. Sementara impor minyak olahan paling banyak dari Singapura. Lebih dari 132 juta ton, atau sekitar 55%, minyak olahan yang diimpor Indonesia datang dari negara tetangga ini.

Adapun terkait potensi trade misinvoicing, penelusuran data TradeMap menunjukkan ada potensi under-invoicing pada ekspor minyak olahan ke Singapura. Total potensi under-invoicing ekspor HS 2710 ke Singapura pada 2015-2021 mencapai US$3,8 miliar.

Menarik untuk diperhatikan bahwa ekspor-impor minyak bumi Indonesia, baik mentah maupun olahan, terkait erat dengan Singapura. Nama negara ini masuk dalam lima besar tujuan ekspor minyak mentah dan olahan, bahkan menjadi sumber utama impor minyak olahan bagi Indonesia.

Narahubung:
Research Coordinator Next Indonesia Center,
Phone: ‪+62 823-1016-5120

- Advertisement -

(FHD/NRS)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini