spot_img

Memalukan

Oleh : Sutoyo Abadi 

KNews.id – Jakarta, Arahan pidato Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan 30 April 2025 di Istana Negara mengatakan : “Banyak pejabat, akademisi, bahkan purnawirawan, tidak memahami sejarah dan persoalan nasional.”

- Advertisement -

Presiden menanggapi suara purnawirawan dengan nada dingin dan datar mengatakan ; _” “Saya juga purnawirawan,” katanya, dan saya tahu, itu bukan basa-basi, itu isyarat. Di akhir arahannya, ia bicara tentang UUD 1945. Katanya sedang dikaji, tapi ia tidak janji.

“Arahan ini seperti membaca memo perang. Bukan karena akan terjadi perang senjata, tapi karena bangsa ini sedang dalam perang jati diri”

- Advertisement -

Arahan pidato Presiden Prabowo itu waktunya setelah ada 8 item Pertanyaan Sikap Forum Purnawirawan Prajurit TNI dan sebelum munculnya Pernyataan sikap itu berasal dari para purnawirawan berasal dari Pepabri, LVRI, PPAD, PPSL,PPAU dan PP Polri dan Persip.

5 sikap yang dituangkan dari organisme Purnawirawan TNI / Polri yang merasa dan mengaku diri lebih memiliki kompetensi membuat, menyatakan dan mengeluarkan sikapnya atas nama purnawirawan TNI/Polri, masyarakat luas merespon dingin tanpa semangat dan antusias.

Bahkan sebagian netizen terbaca menyesalkan dan mengecam seolah-olah akan melegitimasi pernyataan sikapnya yang paling berhak dan benar. Apalagi terpantau di luar sikap resminya ada Jenderal terang – terangan ingin mempertahankan Gibran sebagai Wapres anak haram konstitusi.

Lebih menyakitkan, tidak etis dan tidak patut ada Jenderal yang menuding bahwa 8 Pernyataan Sikap para purnawirawan yang tergabung dalam _”Forum Purnawirawan Prajurit TNI karena tidak dapat jabatan ( dalam Kabinet Merah Putih ).

Lebih terbaca arahnya ternyata berisi para Jenderal yang telah bekerjasama dengan Jokowi di Kabinet Koalisi Indonesia Maju yang telah membawa negara porak poranda.

Dampaknya sangat berbeda dengan 8 pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Forum Purnawirawan Prajurit TNI, masyarakat luas dan media sosial gegap gempita merespon dan mendukungnya, karena rekam jejaknya murni berjuang tanpa pamrih.

- Advertisement -

Pertanyaannya sekarang: “siapa purnawirawan yang benar-benar ingin menyelamatkan negara dan mereka yang masih beradu nasib dapat jatah dari Presiden Prabowo Subianto sekadar mendukung hanya ingin cari posisi”

“5 Pernyataan Sikap Purnawirawan TNI/Polri terasa hambar dan hanya basa basi, dan memalukan, mungkin mereka tidak pernah menduga dan membayangkan netizen (masyarakat luas) sudah sangat cerdas membedakan mana pejuang sejati dan mana pejuang sedang cari cari posisi”

Pesan Jenderal Besar Sudirman terasa sangat sakral, termasuk harus tetap menjiwai purnawirawan :

“Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara disiplin harus di pegang teguh…. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang dan siapapun juga” (Jogjakarta 12 November 1945).

“Hendaknya perjuangan kita harus didasarkan atas kesucian, dengan demikian perjuangan kita selalu merupakan perjuangan antara jahat melawan suci dan kami percaya bahwa perjuangan suci itu senantiasa mendapatkan pertolongan dari Tahun”. (Jogjakarta, 18 Desember 1945).

Sekalipun sudah purnawirawan jangan memalukan dan membuat malu karena tidak menghayati Sapta Marga dan Sumpah Prajuritnya tidak peduli ketika negara dalam bahaya. Bersikap justru benturan dan tabrakan dengan teman sejawatnya yang sedang berjuang ingin menyelamatkan bangsa dan negara.

(FHD/NRS)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini