Oleh : Sutoyo Abadi
KNews.id – Jakarta, Mbededeg” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa makna tergantung konteksnya. Secara umum, kata ini bisa merujuk pada perasaan jengkel atau anyel di hati atau untuk mengungkapkan rasa jengkel atau tidak suka terhadap sesuatu atau seseorang.
Bagaimana tidak jengkel dan anyel, sebutan Ibu Pertiwi, negeri jambrut katulistiwa, nan suci karena lahirnya dengan bertaruh nyawa para syuhada pahlawan bangsa, di acak – acak makhluk yang tidak jelas identitas dan asal-usulnya.
Silih berganti presiden dan wakil presiden memimpin bangsa dengan anggun, sekalipun akhirnya membentur karang, tetapi tidak sekonyol saat ini pemimpin boneka hasil barter atau transaksi bagi – bagi penghasilan hasil merampok negara.
Gara gara munculnya presiden misterius yang dungu, dongok, bodoh, konyol dan koplak. Beruntun nasib sial menimpa bangsa ini. Mimpi apa dengan lahirnya wakil presiden haram konstitusi, tidak tahu diri asal nyelonong sangat tidak layak sebagai wakil presiden.
Membuat kita “mbededeg” dari presiden berijazah palsu, bahkan ditengarai keluarga tidak jelas nasabnya dan tidak diduga hidup dengan identitas palsu .
Tidak bisa mengelak sang presiden Prabowo Subianto ikut andil melahirkan wapresnya anak pongo, diduga karena kesal setelah dua kali kandas pada Pilpres 2014 dan 2019. Apapun caranya 2024 harus jadi presiden, terjadilah barter politik transaksional, tiba – tiba nongol Gibran sebagai wakilnya.
Barter politik dagang ( untung rugi ) itu watak seorang saudagar. Urusan rakyat miskin, terkapar karena kelaparan. Apalagi arah tujuan negara sesuai amanah pembukaan UUD 1945 menguap berubah sekedar wacana, indah dalam pidato yang dipaksakan sekedar omon – omon.
Hasil reformasi “mbelgedes” berhasil gemilang melahirkan wapres codot. Usulan FPP TNI makzulkan Gibran di respon tari poco – poco oleh anak -anak TK yang sedang menghuni Senayan.
Presiden merespon dengan fatwanya agar rakyat tetap menghormati mantan presiden Jokowi, otomatis menghormati pemain tiktok fufufafa sebagai Wapresnya.
Mengerikan negara Indonesia, yang bercita – cita menjadi negara adil makmur. Bernasib sial telah dikuasai dan jadi mainan pemilik judi online , mainkan badut – badut pemburu remah – remah.
Karma apa yang sedang menimpa bangsa ini, tersisa rasa mbededeg gombal semua.
(FHD/NRS)