spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Mau Beli Minyak 2,33 Rupiah se-Liter? Saatnya, Pertamina Membeli Minyak Memakai Riyal atau Pake Rubel!

Oleh: Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi

KNews.id- Petro dolar telah berakhir. Russia telah mewajibkan pembelian minyak dan gas Russia menggunakan Rubbel mata uang rusia. Tempo hari Arab Saudi sudah membolehkan pembelian minyak Arab menggunakan Riyal. Jadi siapa yang masih menggunakan dolar untuk alat transaksi minyak, tinggal itulah jangkar mata uang dolar sekarang. Indonesia bagaimana? Belum bisa mikir kayaknya.

- Advertisement -

Rusia dan Arab Saudi mengajarkan Indonesia bagaimana menata keuangan. Dengan sumber daya alam yang mereka miliki, kedua negara itu bisa memperkuat fondasi keuangan mereka. Indonesia bagaimana? Indonesia masih urusannya sekedar cari uang. Sebetulnya yang didapat Indonesia itu uang receh. Recehanlah untuk urusan minyak yang besar. Urusan minyak itu urusan Petro Dolar

Kalau Indonesia mengerti dan mulai bisa mikir maka otaknya akan mulai terbuka. Pertama Indonesia harus tau bahwa bahwa negara ini lebih kaya dari Rusia, Arab Saudi atau Amerika Serikat dalam hal sumber daya alam. Indonesia memiliki kekayaan alam terlengkap di dunia. Mengerti itu dulu, baru kemudian mengerti bagaimana kalau Indonesia mulai sekarang menjual sumber daya alamnya pake Rupiah.

- Advertisement -

Nah mulai sekarang jual dulu Batubara dan sawit pake rupiah. Wajibakan semua negara pembelinya sawit dan Batubara pake rupiah. Wah kalau ini dilakukan Jokowi maka siap uang rupiah akan jadi kuat dan hebat. Masa sampai sekarang jual sawit atau CPO pake ringgit atau standar ringgit. Emangnya ringgit itu siapa?

Nah kalau bisa jual batubara dan sawit sudah ditransaksikan secara internasional dengan rupiah maka Indonesia akan punya tambahan rupiah sedikitnya Rp. 3000 Triliun (silakan kalikan harga jumlah produksi sawit dan Batubara dengan harga sawit dan batubara yang saat ini). Tambahan rupiah yang ditransaksikan secara internasional Rp. 3000 triliun tersebut sama dengan atau setara cadangan devisa Indonesia saat ini.

- Advertisement -

Kalau cadangan devisa adalah dasar dari lemah dan kuatnya mata uang maka tambahan rupiah, maka jumlah rupiah yang ditransaksikan secara internasional dari perdagangan sawit dan batubara bisa menguatkan rupiah. Seberapa besar kemungkinan rupiah menguat? Sangat besar sekali. Mau berapa? 1 rubbel satu rupiah, satu riyal satu rupiah juga bisa. Apalagi dolar, mau satu dolar satu rupiah juga bisa.

Kalau demikian maka Indonesia bisa dapat minyak dengan harga rupiah. Jika ron 95 dijul di arab Saudi seharga 2.33 SAR (Riyal) maka seharusnya bisa dijual dengan rupiah Rp. 8800 per liter. Paling tidak begitu. Tapi ingat bukan sekedar itu, namun jauh lebih dahsyat dari itu.

Ini adalah urusan presiden Jokowi bisa dapat uang Rp 3000 Triliun setahun untuk membangun seluruh infrastruktur Indonesia. Karena semua negara yang mengimpor batubara dan sawit akan meminta uang atau membeli lebih dahulu uang rupiah dari Indonesia. Kalau mereka tidak mau beli rupiah, maka Indonesia bisa minta pembelian dengan emas. Wah emas bisa numpuh penuh di Monas bisa meluber sampai istana.

Dengan uang sebesar itu maka Indonesia bisa bangun apa saja sekarang, tak perlu lagi mengemis utang. Nah utang yang sudah ada bisa dilunasi dalam dua setengah tahun ke depan. Selain itu Presiden Jokowi bisa bagi bagi uang ke rakyat. Semua rakyat Indonesia bisa sugih mendadak. Yang penting pemerintah jangan pelit dan cuma. mau kaya sendiri. Kalau kaya rame rame kan lebih menyenangkan. Karena nanti kalau perang kalian tak akan berani perang sendiri. Kita bersama angkat senjata. (AHM/enwor)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini