KNews.id – Jakarta, Mata minus dan silinder merupakan dua jenis kelainan refraksi mata yang umum terjadi. Meskipun keduanya dapat menyebabkan penglihatan kabur, terdapat perbedaan penting antara kedua kondisi tersebut. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang perbedaan mata minus dan silinder, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, serta cara mencegahnya.
Definisi Mata Minus dan Silinder
Mata minus, yang juga dikenal sebagai miopi, adalah kondisi di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas. Hal ini terjadi karena bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk ke mata terfokus di depan retina, bukan tepat pada retina. Akibatnya, objek yang jauh terlihat kabur.
Sementara itu, mata silinder atau astigmatisme adalah kondisi di mana kornea atau lensa mata memiliki bentuk yang tidak teratur. Biasanya, kornea berbentuk bulat seperti bola sepak. Namun pada mata silinder, bentuknya lebih mirip bola rugby. Hal ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan baik pada satu titik di retina, mengakibatkan penglihatan kabur atau terdistorsi pada jarak dekat maupun jauh.
Terlalu banyak melakukan aktivitas jarak dekat: Membaca, menulis, atau menatap layar elektronik dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko mata minus. Kurangnya aktivitas luar ruangan: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih sedikit waktu di luar ruangan lebih mungkin mengembangkan miopi.
Sedangkan penyebab mata silinder meliputi:
- Faktor genetik: Astigmatisme dapat diturunkan dalam keluarga.
- Cedera mata: Luka atau operasi pada mata dapat menyebabkan astigmatisme.
- Keratokonus: Kondisi di mana kornea menipis dan menonjol keluar seperti kerucut.
- Pterygium: Pertumbuhan jaringan abnormal pada kornea.
- Komplikasi dari operasi mata: Beberapa prosedur bedah mata dapat mengubah bentuk kornea.
Gejala mata minus meliputi:
- Kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas
- Sering menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas
- Sakit kepala, terutama setelah berusaha fokus pada objek yang jauh
- Kelelahan mata
- Kesulitan mengemudi di malam hari
- Sedangkan gejala mata silinder meliputi:
- Penglihatan kabur atau terdistorsi pada jarak dekat dan jauh
- Kesulitan membedakan detail halus
- Garis lurus terlihat miring atau bergelombang
- Sakit kepala dan kelelahan mata
- Kesulitan melihat di malam hari
- Sering menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatan
Diagnosis Mata Minus dan Silinder
Diagnosis mata minus dan silinder dilakukan melalui pemeriksaan mata komprehensif yang meliputi:
- Pemeriksaan riwayat kesehatan mata dan kesehatan umum
- Tes ketajaman penglihatan menggunakan kartu Snellen
- Refraksi: Menggunakan alat phoropter untuk menentukan kekuatan lensa yang dibutuhkan
- Pemeriksaan retina: Memeriksa bagian belakang mata
- Tonometri: Mengukur tekanan dalam mata
- Keratometri: Mengukur kelengkungan kornea untuk mendiagnosis astigmatisme
Untuk kasus yang lebih kompleks, dokter mata mungkin melakukan pemeriksaan tambahan seperti topografi kornea atau pemindaian retina.
Pengobatan Mata Minus dan Silinder
Pengobatan mata minus dan silinder bertujuan untuk memperbaiki penglihatan dengan mengkoreksi kelainan refraksi. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Kacamata
Kacamata adalah pilihan paling umum dan sederhana untuk mengoreksi mata minus dan silinder. Untuk mata minus, digunakan lensa konkaf (cekung) yang membantu memfokuskan cahaya tepat pada retina. Sedangkan untuk mata silinder, digunakan lensa silindris yang membantu mengompensasi ketidakteraturan kornea.
- Lensa Kontak
Lensa kontak memberikan alternatif bagi mereka yang tidak ingin menggunakan kacamata. Tersedia dalam berbagai jenis, termasuk lensa lunak, keras, dan torik untuk astigmatisme. Lensa kontak dapat memberikan bidang penglihatan yang lebih luas dibandingkan kacamata.
- Orthokeratology
Metode ini menggunakan lensa kontak khusus yang dipakai saat tidur untuk sementara mengubah bentuk kornea. Lensa dilepas di pagi hari, memberikan penglihatan yang jelas sepanjang hari tanpa alat bantu. Metode ini lebih umum digunakan untuk mata minus.
- Bedah Refraktif
Prosedur bedah seperti LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) dapat memperbaiki kelainan refraksi secara permanen. Laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea, memungkinkan cahaya terfokus dengan tepat pada retina. Prosedur ini efektif untuk mata minus dan silinder ringan hingga sedang.
- Implan Lensa
Untuk kasus mata minus yang sangat tinggi atau ketika LASIK tidak memungkinkan, implan lensa intraokular dapat menjadi pilihan. Prosedur ini melibatkan pemasangan lensa buatan di dalam mata untuk mengoreksi kelainan refraksi.