KNews.id – Jakarta, Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin meriwayatkan sebuah hadis yang mengisahkan dua orang wanita memuntahkan daging mentah saat puasa Ramadhan. Peristiwa tersebut terjadi semasa hidupnya Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Pada masa Rasulullah SAW ada dua orang wanita yang sedang mengerjakan puasa. Pada akhir siang menjelang sore, mereka merasa sangat lapar dan haus. Sehingga hampir-hampir jatuh pingsan.”
“Lalu salah seorang di antara kedua wanita itu menemui Rasulullah SAW dan meminta izin untuk berbuka.” “Akan tetapi, Rasulullah SAW malah memberi mereka sebuah wadah, sambil berkata kepada mereka: Muntahkanlah ke dalam wadah ini apa yang telah kalian makan.”
“Maka muntah salah seorang dari mereka berupa darah dan daging mentah sampai setengah wadah. Lalu muntah pula yang seorang lagi dengan muntahan persis seperti yang pertama, sehingga penuhlah wadah itu dengan muntahan keduanya.” “Seketika merasa heranlah orang-orang yang menyaksikannya.”
“Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan: Kedua wanita ini telah berpuasa dari apa yang dihalalkan oleh Allah Azza wa Jalla, akan tetapi mereka tidak berpuasa terhadap apa yang dilarang oleh Allah. Keduanya suka mengumpat dan menggunjing orang lain yang hukumnya haram, sehingga inilah daging manusia, saudara mereka sendiri, yang telah mereka makan.”
Ulama terkemuka bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali ini menjelaskan bahwa untuk menjaga kesempurnaan puasa, seseorang harus menjaga lidah dari perkataan yang sia-sia, berdusta, mengumpat, memfitnah, perkataan yang kotor dan keji, menghina serta ungkapan yang dipenuhi kebencian.
Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan diam daripada harus berbicara tentang sesuatu yang mengandung unsur maksiat, lalu cepat-cepat membaca dan mengkaji Alquran, serta menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah Azza we Jalla. Sufyan al-Tsaur Rahimahullah pernah mengatakan, “Mengumpat itu merusak nilai puasa.”
Diriwayatkan juga bahwa Mujahid Rahimahullah juga pernah mengatakan, “Dua perkara yang dapat merusak nilai puasa, yaitu mengumpat dan berdusta.” Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, “Sesungguhnya puasa itu laksana sebuah benteng yang kokoh.”
Yang dimaksud dengan benteng yang kokoh adalah pencegah dari segala perbuatan dosa. Apabila kita tengah berpuasa, hendaknya kita menghindarkan diri dari berkata keji dan berbuat jahil. Kalau ada orang lain memaki-maki kita dan mengajak bertengkar, kita katakan saja kepadanya, “Aku sedang berpuasa.”