spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
spot_img

Kondisi Keuangan MayBank Merugi, BNM Cabut Rencana Akuisisi

KNews.id – Bank asal Malaysia yaitu Malayan Banking Bhd. atau Maybank sempat hampir menderita rugi hingga Rp9,1 triliun dalam transaksi akuisisi seluruh saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) pada 2008.

Melihat pemberitaan di halaman muka harian Bisnis Indonesia edisi 5 Agustus 2008, Maybank kemungkinan rugi 3,4 miliar ringgit atau US$1 miliar apabila melanjutkan akuisisi BII. Dengan kurs rupiah saat itu, kerugiannya bisa mencapai Rp9,1 triliun.

- Advertisement -

Seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi mengatakan perjanjian pembelian saham BII oleh Maybank mencakup dana penawaran tender atas saham publik BII yang berharga Rp510 per saham.

Adapun, Maybank membeli 55,6 persen saham BII dari Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. sebuah konsorsium yang didalangi oleh Temasek Holdings Pte. Untuk membeli saham itu, Maybank telah merogoh kocek mencapai US$1,5 miliar atau setara dengan Rp510 per saham.

- Advertisement -

Dengan potensi kerugian itu, Bank Negara Malaysia (BNM) pun mencabut persetujuan rencana Maybank mengakuisisi BII. Padahal, bank sentral di Malaysia itu sudah memberikan persertujuan pada Maret 2008.

Merespons hal itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia yang dijabat oleh Erry Firmansyah kala itu berkomentar Maybank seharusnya sudah menghitung laba rugi sebelum memutuskan akuisisi. “Dari awal mereka berpikir akan rugi, sehingga mereka membatalkan akuisisi BII.

- Advertisement -

Hal itu mengindikasikan Maybank salah hitung dalam investasi tersebut,” kata Erry. Sementara Bapepam-LK tidak memberikan pernyataan apapun, BEI disebut terus menunggu penjelasan resmi apabila akuisisi saham BII memang dibatalkan.

Berselang 14 tahun kemudian, persisnya hari ini PT Bank Internasional Indonesia Tbk. telah berganti nama menjadi PT Maybank Indonesia Tbk. Perubahan nama ini dilakukan pada 2015 silam.

Akuisisi Maybank ternyata tetap berlanjut pada 2008 itu. Maybank mengakuisisi BII melakui anak usahanya yaitu Maybank Offshore Corporate Service dan Sorak Financial Holdings Pte. LTd.

Saham emiten berkode BNII itu dikendalikan oleh Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. sebesar 45,02 persen dan Maybank Offshore Corporate Service sebesar 33,95 persen. Selanjutnya UBS AG London memegang saham BNII sebesar 18,30 persen. Sisanya, sebesar 2,71 persen saham BNII dimiliki publik.

Baru-baru ini, Maybank Indonesia terus memperkuat posisinya di industri perbankan Tanah Air terutama pengembangan digitalisasi. BNII pun menandatangani Perjanjian Penugasan Jasa Pengembangan Teknologi Informasi dengan Maybank Shared Services Sdn. Bhd. (MSS) dengan nilai transaksi sebesar Rp4,76 miliar atau US$328.246,91 untuk periode 10 bulan.

Sekadar informasi, MSS merupakan perusahaan terafiliasi dengan Maybank Indonesia, karena keduanya dikendalikan langsung dan tidak langsung oleh pihak yang sama, yaitu Malayan Banking Berhad. (OZ/BI)

 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini