spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Kisah Setiyo Wibowo Hingga Menjadi Direktur BTN

KNews – Kisah Setiyo Wibowo hingga menjadi direktur BTN. Keinginan  selalu mempelajari hal baru telah mengantarkan Setiyo Wibowo mengawali karier di industri perbankan.

Lulusan sarjana teknik elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memulai kariernya di Bank Mandiri usai lulus kuliah pada tahun 1999.

- Advertisement -

Pada masa usia sekolah, Setiyo tidak pernah membayangkan bakal bekerja di bank. Saat SMA, pria kelahiran Kudus tahun 1977 ini justru bercita-cita jadi insinyur. Itu yang membuatnya memilih jurusan teknik ketika mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Saat sekolah, Setiyo menyukai pelajaran matematika, ia jago dalam hal hitung-menghitung. Menurutnya, dengan keunggulan itu maka sangat tepat mengejar impian sebagai insinyur.

- Advertisement -

Bank tak masuk dalam angan-angannya karena tidak tahu awalnya seperti apa konsep bisnisnya. Begitu lulus kuliah, ia justru ingin mencari sesuatu yang baru yang belum pernah dipelajari.

Pria kelahiran 1977 ini tak ingin jadi insinyur lagi dan memilih melamar ke Bank Mandiri melalui program management trainee (MT).

- Advertisement -

Setelah masuk ke dalam, rupanya ia baru mengetahui bahwa ilmu matematika ternyata juga dipakai di bank.

Setelah setahun mengikuti program MT, pria yang lahir dan besar di Kudus Jawa Tengah ini mulai ditempatkan di cabang. Sebagai fresh graduate pada umumnya, ia mengalami tantangan untuk mengubah pola pikir karena belajar di bangku kuliah dan dunia kerja sangat berbeda. Namun, dia belajar dengan cepat.

Perjalanan karier Setiyo semakin meningkat. Dia telah ditempa di berbagai segmen bisnis Bank Mandiri. Dari cabang, ia dipindahkan memegang bermacam-macam unit, lalu digeser ke kantor pusat, menghandle product management dan lain-lain.

Pada tahun 2008, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi Magister Administrasi Bisnis Keuangan dan Bank ke Korea Selatan. Pria yang masih berusia 44 tahun ini memilih ke sana karena negara itu dinilai memiliki perubahan budaya dan ekonomi yang luar biasa.

Setiyo ingin belajar dari negara yang transformasinya sangat besar ketika itu. Menurutnya, sangat penting bagi bankir untuk mengetahui pola pikir global, bagaimana berhubungan dengan negara-negara lain, dan mempelajari berbagai pola pikir orang-orang dari berbagai latar belakang budaya.

Ia mendapatkan banyak pelajaran dari pengalaman dari mengemban studi di negeri orang untuk kemudian menjadi bekalnya dalam menjalankan kariernya di industri perbankan.

Sekembali ke Tanah Air, ayah empat anak ini kembali bekerja dan ditempatkan di berbagi unit bisnis di Bank Mandiri hingga jabatan Kepala Group. Pada November 2019, ia pindah ke BTN setelah diangkat Menteri BUMN menjadi Direktur  Manajemen Risiko dan Transformasi.

Masuk ke level manajemen, tantangan yang dihadapi pria yang gemar mendengar musik rock ini tidak berhenti. Selain tantangan perbedaan fokus bisnis antara Bank Mandiri dan BTN, selanjutnya ia juga harus menghadapi perubahan industri perbankan yang begitu cepat di tengah era digital.

Kunci menghadapi tantangan itu menurutnya adalah beradaptasi dengan melahirkan inovasi mengikuti perkembangan kebutuhan market. Seorang bankir menurutnya harus memiliki growth mindset atau tidak anti terhadap perubahan.

Kedua, bank harus melakukan perubahan budaya yang sejalan dengan era digital, Birokrasi yang sebelumnya bertele-tele harus diringkas lebih cepat.

Dia sebagai manajemen bersama dengan direksi perusahaan yang lain harus mendorong hal itu agar bank yang mereka pimpin bisa terus bertumbuh.

Perubahan tersebut sudah mulai dilakukan BTN. Saat ini, bank spesialis KPR ini sedang melakukan transformasi  dengan memasang fondasi menuju pertumbuhan bisnis yang kuat ke depan.

Dalam menjalani karier sebagai bankir, Setiyo selalu memegang tegas prinsip integritas, presisten dan terus belajar. Ketiga hal  itulah yang membawanya hingga ke posisi sampai saat ini.

Prinsip tersebut juga selalu ia tekankan untuk dimiliki tim kerja atau karyawan yang dibawahinya. Di samping tentunya, selalu menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan.

Menurutnya, integritas itu penting. “Kita harus mampu menyajikan atau mengejar sesuatu sesuai dengan ekspektasi pimpinan, perusahaan atau organisasi. Tanpanya, perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan efektif dan efisien,” ujarnya.

Sementara sikap presisten dibutuhkan agar bisa tetap maju. Tantangan akan selalu ada dalam mencapai tujuan. Kalau gagal maka harus bangkit lagi hingga mencapai  hal yang dituju.

Keinginan untuk selalu belajar sangat penting menurutnya karena masalah akan selalu ada. Apalagi di bisnis perbankan yang sangat menyangkut dengan kepercayaan nasabah. Jika masalah selesai, masalah baru akan muncul.

Perkembangan teknologi yang menimbulkan perubahan bisnis bank juga menjadi salah satu alasan juga bagi pelaku industri bank untuk selalu belajar. Bahkan, sampai level direksi juga harus terus belajar.

Pendidikan:

  • S2- Administration Bisnis Finance & Banking, KDI School of Public Policy and Management Korea (2008-2009)
  • S1- Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (1995 – 1999)

Perjalanan Karir:

  • Direktur Risk Management and Transformation BTN (November 2019- Sekarang)
  • Group Head Consumer Credit Risk & Analytics  Bank Mandiri (Oktober 2018 – November 2019)
  • Group Head Credit Portofolio Risk Bank Mandiri (Januari 2017 – Oktober 2018)
  • Group Head Consumer Deposit PT Bank Mandiri (2015- Januari 2017) (RKZ/kkci)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini